Jumat 15 Dec 2017 23:40 WIB

Said Aqil: Trump Jangan Pancing Kelompok Islam

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siraj (kedua kanan).
Foto: ROL/Abdul Kodir
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siraj (kedua kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengimbau umat Islam untuk tidak terpancing provokasi Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang secara sepihak mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

"Trump jangan-jangan sengaja memancing kelompok Islam garis keras setelah Alqaidah surut dan ISIS berantakan supaya ada alasan menggempur, minimal menjatuhkan nama baik Islam," kata Said Aqil di Jakarta, Jumat (15/12).

Menurut dia, apabila umat Islam terpancing dan melakukan kekerasan, apalagi dalam bentuk aksi terorisme, maka situasi akan semakin keruh sehingga semakin menyulitkan penyelesaian persoalan Palestina dan Israel.

"Kami berterima kasih dan mendukung Presiden Joko Widodo yang tegas dalam menyikapi persoalan ini," katanya saat menggelar jumpa pers bersama sejumlah tokoh agama di Gedung PBNU.

Sementara itu, tokoh lintas agama yang tergabung dalam Forum Solidaritas Lintas Agama untuk Kemanusiaan menegaskan bahwa masalah yang menimpa Yerusalem dan penduduk Palestina harus diletakkan dalam bingkai persoalan kemanusiaan, bukan soal keyakinan dan agama.

Dengan demikian, yang harus dikedepankan di dalam menyikapi persoalan itu adalah sudut pandang persaudaraan kemanusiaan. Umat beragama harus tetap meletakkan harmoni dan juga perdamaian sebagai pilar wajib yang harus ditegakkan bersama.

Mereka juga berpendapat bahwa penyelesaian menyeluruh mengenai konflik Palestina dan Israel semestinya melalui dialog yang konstruktif antara kedua belah pihak dalam kerangka mewujudkan cita-cita dua negara, yakni Palestina dan Israel yang damai.

Tokoh lintas agama yang hadir pada konferensi pers itu antara lain Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Ketua KWI Mgr Ignatius Suharyo, Ketua Umum PGI Pdt Henriette T Hutabarat, Ketua Walubi Jandi Mukianto, Ketua Matakin Peter Lesmana, dan Ketua NSI Arya Prasetya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement