Kamis 14 Dec 2017 16:36 WIB

Jabar Butuh Pemimpin dengan Lima Nilai Luhur

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Indira Rezkisari
Ahmad Heryawan
Foto: Republika/Edi Yusuf
Ahmad Heryawan

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan, menilai Provinsi Jabar pada 2025 membutuhkan sosok pemimpin yang memiliki lima nilai luhur. Yakni, jujur dan konsisten, tangguh dan disiplin, kepeloporan dan keteladanan, ramah dan bijksana, serta kebersamaan dan kesetaraan.

"Nilai-nilai itu lah yang dibutuhkan oleh Jabar ke depan untuk menjadi green province," ujar Ahmad Heryawan(Aher) saat menjadi Keynote Speaker di acara Seminar Kepemimpinan Jabar untuk Kepemimpinan yang lebih baik, Kamis (14/12).

Aher mengatakan, pemimpin Jabar ke depan juga harus memiliki tujuh karakter. Yakni, sehat, cerdas, cermat, produktif dan berdaya saing, mandiri dan pandai mengatur diri, berdaya tahan tinggi dalam persaingan, pandai membangun jejaring dan persahabatan global, berintegrasi tinggi dan bermartabat.

Menurut Aher, pemimpin Jabar ke depan memiliki tujuh tantangan besar dalam mengakselerasi pembangunan. Yakni, pentingnya melahirkan negarawan, pentingnya melahirkan pengusaha-pengusaha besar, pentingnya melahirkan pemimpin nasional, pentingnya melahirkan tokoh agama dan masyarakat, pentingnya menciptakan Jabar sebagai bagian dari sistem Indonesia multi akses, dan pentingnya Jabar beradaptasi jadi negara berbudaya industri.

"Jabar juga membutuhkan pemimpin yang mampu menjawab dan menyelesaikan tantangan," katanya.

Aher mengatakan, pemimpin Jabar ke depan juga harus bisa membentuk sumber daya manusia yang bisa seimbang antara Iptek dan Imtaq (Iman dan Taqwa). Sehingga, akan lahir generasi baru yang seimbang antara kecerdasan spiritual dan kecerdasan pengetahuannya.

"Pemimpin yang baik juga, harus bisa membentuk birokrasi yang cerdas dan berkualitas," katanya.

Sementara menurutKepala Badan Kesbangpol, Ruddy Gandakusumah, Pemprov Jabar menggelar seminar tentang kepemimpinan ini karena pada 2018 masyarakat Jabar akan melaksanakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak di 16 Kabupaten/Kota yang sekaligus akan melaksanakan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat untuk masa kepemimpinan periode 2018-2023. Sejak masa kemerdekaan Indonesia, kata dia, Provinsi Jawa Barat telah dipimpin oleh 15 Gubernur yang dimulai oleh Mas Sutardjo Kertohadikusumo pada masa 18 Agustus 1945 hingga Desember 1945. Sampai saat ini dengan kepemimpinan Ahmad Heryawan yang terpilih dalam 2 periode pemilihan langsung pada tahun 2008 dan 2013.

Ruddy mengatakan, sosok pemimpin Jawa Barat dari masa ke masa sejak masa kemerdekaan sampai saat ini memiliki perkembangan dan dinamika yang cukup unik. Sosok gubernur pada masa awal-awal kemerdekaan yaitu pada masa pemerintahan orde lama sebagian besar berasal dari birokrat dan politikus.

Sementara, kata dia, pada masa pemerintahan orde baru, sosok gubernur Jawa Barat dipimpin dari kalangan militer. Dominasi sosok gubernur yang berasal dari satu kalangan ini sangat dimungkinkan karena sistem perpolitikan dan peraturan perundangan yang berlaku pada masa itu. Yakni, seorang gubernur diangkat dan diberhentikan oleh presiden.

Pembangunan pada masa era reformasi, kata dia, mengalami banyak kemajuan dan peningkatan yang dapat dilihat dari berbagai penghargaan yang didapat oleh Provinsi Jawa Barat sebanyak 247 penghargaan hingga pertengan Tahun 2017 ini. Beberapa penghargaan yang didapat oleh Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu modal yang mengindikasikan bahwa Jawa Barat dapat bersaing di tingkat nasional walau dihadapkan dengan tantangan yang cukup besar yaitu jumlah penduduk terbesar, luas wilayah terluas serta permasalahan-permasalahan yang lain yang menjadi tantangan seperti era globalisasi, narkoba, radikalisasi dan terorisme.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement