REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno ingin agar penyelenggara Djakarta Warehouse Project (DWP) 2017 menghormati azan yang diprediksi akan berkumandang ketika acara tersebut berlangsung. Ia juga ingin acara itu tidak mengganggu peribadahan.
"Jadi karena ada salat Subuh, sekarangkan azannya jam 04.08 WIB, tentu saja memberikan penghormatan untuk azan dan memastikan bahwa tidak mengganggu peribadahan," kata Sandiaga di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (14/12).
Sandiaga mengaku telah berkomunikasi dengan pihak penyelenggara DWP 2017, aparat keamanan, dan organisasi masyarakat (ormas) yang menolak acara tersebut. Ia mengatakan komunikasi Pemprov DKI dengan ketiga pihak tersebut berjalan dengan lancar.
Pemprov DKI juga akan melakukan pengawasan ketat selama acara berlangsung. Sandiaga memastikan tidak akan ada peredaran minuman keras (miras) maupun minuman berkadar alkohol 0 persen (minol) dalam acara tersebut. Apabila terjadi pelanggaran, ia memastikan akan ada penindakan langsung di lapangan.
"Kita akan pastikan nanti enforcement-nya atau penerapan dari ketentuan-ketentuan itu betul-betul dipastikan tereksekusi di lapangan. Jadi kita nanti pastikan semua aparat bekerja sama dan akan diawasi secara ketat di penyelenggaraannya," kata dia.
Sandiaga menambahkan, acara itu akan menjadi ajang musik internasional. Sebab, akan ada 30-40 ribu orang menghadiri acara tersebut dan sebanyak 35 persen diprediksi berasal dari luar negeri. Oleh karena itu, Pemprov DKI Jakarta harus memastikan DWP 2017 berjalan aman, tertib, dan sesuai aturan.
"Ketertiban dan keamanan tersebut ada tentunya menjadi tanggung jawab bersama. Tanggung jawab kita, penyelenggara, aparat yang lain. Kita akan berkoordinasi juga dengan aparat kepolisian tentunya," ujar Sandiaga.