REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) mengusulkan 250 ribu kuota Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di pusat dan daerah pada tahun 2018 mendatang. Jumlah tersebut, akan diprioritaskan untuk profesi tenaga kependidikan dan tenaga kesehatan.
"Prioritasnya masih guru dan tenaga kesehatan. Untuk komposisi, lebih banyak untuk daerah (pemda). Sebanyak 215.000 untuk pemda, dan sisanya ditempatkan di pusat," kata Deputi Bidang Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur KemenPAN-RB, Setiawan Wangsaat, Kamis (14/12).
Setiawan menerangkan, tahun depan pemerintah akan tetap melakukan seleksi CPNS dengan sistem zero growth, mengingat Kementerian PAN-RB belum mencabut moratorium. Karenanya, ASN akan di sesuaikan dengan jumlah pegawai yang memasuki masa pensiun di tahun 2018.
Menurut dia, untuk seleksi CPNS tahun 2018, akan lebih difokuskan pada jabatan teknis atau fungsional. Sebab, berdasarkan data kementerian, untuk jumlah ASN bidang administrasi terbanyak dengan presentasi 37,7 persen dari jumlah ASN di Indonesia, disusul tenaga pengajar (guru) 37,6 persen. Sementara ASN untuk jabatan teknis hanya 8,5 persen, disusul tenaga kesehatan sebanyak 6 persen.
"Jadi meskipun posisi seleksi CPNS 2018 disesuaikan dengan rencana strategis masing-masing instansi. Namun, porsinya akan lebih banyak untuk jabatan teknis yang memiliki kemampuan khusus," kata dia menegaskan.
Dia menyatakan, hingga saat ini, sebanyak delapan puluh persen pemerintah daerah (Pemda) telah memasukkan usulan formasi jabatan kepada kementerian. Nantinya, KemenPAN-RB akan melakukan seleksi terkait usulan-usulan itu. Melalui penerimaan sistem e-formasi, kementerian akan menyeleksi untuk disesuaikan dengan daya dukung kinerja pemda tersebut.
"Jadi nanti mulai dari usulan hingga validasi ini akan dilakukan pada Februari-Maret 2018. Baru kalau selesai nanti kita akan koordinasi untuk kapan pendaftaran akan dilakukan," kata dia.