Rabu 13 Dec 2017 19:21 WIB

Menko Puan Minta Buku Pelajaran 'Yerusalem' Segera Ditarik

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Budi Raharjo
Buku IPS yang memuat Yerusalem sebagai ibu kota Israel
Foto: Dokumentasi
Buku IPS yang memuat Yerusalem sebagai ibu kota Israel

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani meminta proses penyusunan buku harus benar-benar dicek. Pernyataan ini disampaikan Puan dalam sikapnya atas beredarnya buku pelajaran kelas 6 Sekolah Dasar (SD) yang menyebutkan Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

"Ini adalah keteledoran yang harusnya tidak terjadi. Ke depan, proses penyusunan buku itu harus benar-benar dicek dan ricek," katanya seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Rabu (13/12).

Sebelumnya, buku pelajaran yang menyebutkan Yerusalem adalah Ibu Kota Israel itu ada pada buku pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, kelas 6 SD yang diterbitkan oleh Intan Pariwara dan Yudistira pada halaman 64. Disitu jelas disebutkan bahwa negara Israel memiliki Ibu Kota: Yerusalem.

Terkait hal ini, Puan sangat menyesalkan karena buku tersebut sudah beredar sejak lama dan baru diketahui sekarang. Puan juga menyatakan sangat mendukung keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy yang menarik tautan tersebut dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Menurut Puan, tersebarnya buku tersebut adalah bentuk pelanggaran dan harus dipertanggungjawabkan. Puan berharap, khususnya kepada Pusat Kurikulum dan Perbukuan agar sebelum diedarkan buku tersebut telah diperiksa konten buku tersebut secara ketat. "Keinginan kami secepatnya buku tersebut ditarik dan dikoreksi segera pada edisi terbaru," ujarnya.

Bagi Puan, banyak hal terkait kasus buku pelajaran yang harus benar-benar diperhatikan agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan yang fatal. Ini karena jika terjadi kesalahan dalam substansi yang diberikan akan berbahaya dalam memberikan ilmu pengetahuan. "Harus lebih diperhatikan, jangan sampai buku yang sudah beredar menimbulkan polemik," katanya.

Terakhir, Puan juga meminta peran aktif orang tua atau guru untuk ikut bersama-sama mengawasi kualitas buku-buku sekolah. "Demi masa depan pendidikan anak-anak kita, kita harus turut memberikan pengawasan terhadap edaran buku pelajaran," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement