REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pasangan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Sandiaga Uno tidak mau disebut anti-kritik meski sudah tak lagi menayangkan video-video rapat pimpinan (rapim). Sandiaga mengatakan video tersebut sedang dikaji efektivitasnya.
"Nggak sama sekali. Saya terbuka banget dikritik," kata Sandiaga di Balai Kota, Selasa (12/12).
Sandiaga mengingatkan bahwa saat ini adalah masa yang krusial mendekati Natal dan Tahun Baru. Ia tak ingin ada olok-olok yang berujung persekusi dari pihak-pihak yang masih belum berdamai pascapilkada.
"Saya bilang ini saat yang krusial mau masuk Natal dan Tahun Baru. Jangan main api, saya bilang," ujar mantan ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) ini.
Sandiaga mengatakan ingin berhati-hati. Ia mengibaratkan diri sedang mendekati drum bensin dan percikan api. Bila tak hati-hati, kata Sandiaga, bisa terjadi "kebakaran besar" mendekati Asian Games 2018.
"Ini kerukunan umat beragama, sudah mau masuk Natal, kerukunan antarmasyarakat harus kita jaga dan efektivitasnya seperti apa video-video ini," kata dia.
Sandiaga mengatakan siap pasang badan untuk menjaga kerukunan antarumat beragama. Seperti pernyataannya sebelumnya, ia mengatakan tetap transparan dalam menjalankan pemerintahan.
"Kalau masalahnya adalah transparasi, silahkan telusuri. Kita open kimono kok, nggak ada masalah," kata Sandiaga.
Sandiaga kembali meminta pihak yang berkepentingan dengan video-video tersebut untuk berkirim surat kepada Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Diskominfotik) Dian Ekowati agar mendapatkan akses penuh. Namun, ia meminta pihak tersebut untuk bertanggung jawab apabila terjadi gesekan antarwarga.
"Kalau itu nanti akhirnya memercikkan kebencian di antara warga akhirnya kan siapa nanti yang mau nanggung, jangan main-main apilah," kata dia.