Selasa 12 Dec 2017 01:20 WIB

Pemerintah Kejar Pengoperasian LRT Sebelum Asian Games 2018

Menhub Budi Karya Sumadi meninjau pembangunan jaringan kereta ringan atau light rail transit (LRT) di Palembang, Ahad (10/12), yang menghubungkan dari Bandara Sultan Mahmud Badarudin (SMB) II ke Jakabaring.
Foto: Republika/Maspril Aries
Menhub Budi Karya Sumadi meninjau pembangunan jaringan kereta ringan atau light rail transit (LRT) di Palembang, Ahad (10/12), yang menghubungkan dari Bandara Sultan Mahmud Badarudin (SMB) II ke Jakabaring.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemerintah, dalam hal ini, Kementerian Perhubungan tengah mengejar pengoperasian kereta rel ringan LRT yang ditargetkan pada Juni 2018, atau dua bulan sebelum Asian Games 2018. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pembangunan proyek LRT Palembang telah mencapai 77,31 persen per 8 Desember 2017 dan ditargetkan pada akhir Desember proyek ini telah mencapai 80 persen.

"Progres LRT Palembang sudah mencapai 77,31 persen per 8 Desember 2017. Target akhir Desember 80 persen. Ini sudah sesuai target. Dengan angka ini diharapkan pengoperasian LRT Palembang pada Juni 2018 tidak akan meleset," kata dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (11/12). 

Lebih lanjut, dia menyebutkan tiga kereta akan datang pada akhir Maret 2018, dari delapan kereta yang ditargetkan beroperasi pada akhir Juni. Namun, Budi meminta PT KAI sebagai operator LRT mendatangkan lebih cepat dua kereta pada Februari agar segera bisa diuji coba.

"Saya minta ada satu percepatan. Saya minta keretanya didatangkan lebih cepat dari bulan Maret. Bisa di Januari atau Februari. Satu atau dua kereta dulu. Ini agar kita tahu persis apakah ada hal-hal tertentu yang harus diperbaiki, sehingga kita punya waktu yang cukup," ujarnya.

Mengenai tarif, dia mengatakan LRT Palembang akan dipatok dengan tarif Rp5.000 dengan skema subsidi dan untuk Palembang, tarif akan ditentukan sama dengan angkutan kota, karena jika tidak, maka masyarakat tidak akan mau pindah ke LRT.

"Tarif Rp.5.000 itu pasti subsidi. Simulasinya akan kita detailkan dan akan kita bagikan ke publik bagaimana kita menetapkan tarif tersebut. Sosialisasi sekarang dilakukan oleh Pemda, kontraktor, Balai Perkeretaapian dan PT KAI," ucapnya.

Menhub berharap pada saat ASIAN Games, LRT ini bisa juga digunakan oleh masyarakat, tidak hanya atlet. Untuk itu, dia menilai, data jumlah atlet yang akan hadir di Palembang dan mobilisasinya selama ASIAN Games harus segera ada kejelasan.

"Harapan saya mestinya pada saat ASIAN Games, LRT ini dapat digunakan masyarakat dan atlet secara bersamaan. Tapi hal ini akan kita lihat dan dikaji. Makanya informasi tentang jumlah dan kapan kedatangan para atlet itu penting agar dapat dikalkulasi," katanya.

Budi menambahkan progres pengembangan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II guna menunjang ASIAN Games sudah cukup baik. Ia meminta ada percepatan pembangunan, seperti pembangunan garbarata dan jembatan penyeberangan (sky bridge) yang menghubungkan Stasiun LRT dan terminal penumpang.

Dia menargetkan agar semua pekerjaan dapat rampung pada Februari. Selain itu, Ia juga meminta PT Angkasa Pura II cabang bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang untuk berkoordinasi dengan pihak panitia ASIAN Games terkait jumlah atlet yang akan masuk dan meninggalkan Palembang selama perhelatan ASIAN Games 2018.

Dia menuturkan, AP II harus berkoordinasi dengan panitia Asian Games karena berkaitan dengan proyeksi kira-kira berapa penumpang dari dan ke Palembang. “Karena ini berkaitan dengan movement yang kita rencanakan. Sekarang ini ada 130 penerbangan,” ujar dia. 

Menurut dia, informasi tentang jumlah dan kapan kedatangan para atlet itu penting agar dapat dikalkulasi. “Karena itu menentukan jumlah penerbangan yang akan kita tambah. Jadi diketahui berapa yang dibutuhkan, sehingga dari sekarang sudah direncanakan," katanya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement