Senin 11 Dec 2017 17:55 WIB

Ratusan Mahasiswa Kepung Kantor Konsulat AS di Medan

Rep: Issha Harruma/ Red: Teguh Firmansyah
Sekitar seratusan mahasiswa yang tergabung dalam Cipayung Plus melakukan aksi di depan kantor Konsulat Amerika Serikat di Jl MT Haryono, Medan, Senin (11/12). Mereka mengecam tindakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menyatakan Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Foto: Republika/Issha Harruma
Sekitar seratusan mahasiswa yang tergabung dalam Cipayung Plus melakukan aksi di depan kantor Konsulat Amerika Serikat di Jl MT Haryono, Medan, Senin (11/12). Mereka mengecam tindakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menyatakan Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Sekitar seratusan mahasiswa turun ke jalan mengepung kantor Konsulat Amerika Serikat di Jl MT Haryono, Medan, Senin (11/12). Mereka mengecam tindakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menyatakan Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Massa mahasiswa yang menamakan diri Cipayung Plus Sumut ini terdiri dari HMI, PMII, GMKI, GMNI, dan KAMMI. Tak ketinggalan, mereka juga membawa berbagai karton dan spanduk bertuliskan kecaman.

"Kedatangan kami ke sini meminta kepada Konsulat AS untuk menyampaikan aspirasi terkait pernyataan Donald Trump yang telah melanggar perdamaian dunia," kata koordinator aksi, Septian Fujiansyah dalam orasinya, Senin (11/12).

Septian mengatakan, pernyataan sepihak Trump itu berpotensi memicu banyak persoalan baru. Pernyataan itu, lanjutnya, secara tidak langsung mencederai semangat perdamaian yang sedang dalam proses antara Israel dan Palestina. "Tindakan Trump itu dapat mengguncang stabilitas dunia dan berpotensi memicu konflik sangat besar antar bangsa-bangsa," ujar dia.

Cipayung Plus Sumut pun mengapresiasi pemerintah Indonesia yang telah dengan tegas mengecam pernyataan itu. Septian mengatakan, pihaknya berharap, pemerintah Indonesia dapat membantu menyelesaikan persoalan ini. "Kami mendorong pemerintah untuk maju terus, pantang mundur memperjuangkan kepentingan, yang menurut kami, bagi seluruh negara ini," kata Septian.

Aksi ini mendapat pengawalan dari pihak kepolisian. Wakapolrestabes Medan AKBP Tatan Dirsan Atmadja mengatakan, ada 250 personel gabungan yang disiapkan untuk mengawal aksi tersebut. "Personel gabungan itu terdiri dari Polda, Polrestabes dan jajarannya serta dari Brimob," kata Tatan.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement