Senin 11 Dec 2017 12:20 WIB

Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta Rayakan Milad

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Gita Amanda
Milad dibuka Direktur Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta dan disii tausiyah Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir. Senin (11/12).
Foto: Wahyu Suryana
Milad dibuka Direktur Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta dan disii tausiyah Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir. Senin (11/12).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta tengah memperingati milad mereka yang ke-99 tahun. Resepsi milad sendiri digelar dengan mengangkat tema Merekat Ukhuwah untuk Kemajuan Madrasah.

Dalam sambutannya, Direktur Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta, Aly Aulia, mengingatkan lagi perjalanan panjang Mu'allimin. Ia menilai, seluruh pergolakan dan persinggungan yang ada turut mengukuhkan posisi Mu'allimin.

 

"Sebagai sekolah kader persyarikatan yang memiliki keunggulan, menjalankan semua kurikulum secara satu kesatuan utuh, longlive education," kata Aly, Senin (11/12).

 

Ia berharap, keunggulan yang dimiliki lulusan tidak hanya dari aspek akademis tapi juga kepribadian. Aly mengingatkan, tahun depan Mu'allimin sudah beranjak ke usia 100 tahun, dan itu merupakan momentum luar biasa.

 

Untuk itu, ia menekankan, jika Madrasah Mu'allimin harus terus memiliki gagasan, inovasi dan paradigma baru. Ia meyakini, Madrasah Mu'allimin mampu menjawab tantangan masa depan Indonesia pada masa-masa emas mendatang.

 

"Madrasah Mu'allimin sudah berdiri sejak 1918, jauh sebelum Indonesia merdeka, dan sudahkah Indonesia mereka, itu yang harus kita jawab," ujar Aly.

 

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir, mengaku sudah melihat banyak reformasi dilakukan Madrasah Mu'allimin. Ia berharap, madrasah dapat benar-benar menjadi pusat keunggulan pendidikan kader Muhammadiyah.

 

"Semoga jadi pusat pendidikan kader Muhammadiyah yang berkemajuan," kata Haedar.

 

Ia melihat, nafas pendidikan modern telah melahirkan generasi baru yaitu Ulil Albab, yang punya pemahaman benar yang luas tentang Islam. Hasilnya, siswa tidak hanya memiliki ilmu-ilmu Islam, tapi mampu menguasai ilmu-ilmu umum.

 

Hader menekankan, perjuangan itu akan menghadapi banyak rintangan, seperti yang dihadapi KH Ahmad Dahlan dulu. Sehingga, madrasah muallimin harus senantiasa meningkatkan kualitas diri menjawab tantangan masa depan.

 

"Ini satu tonggak wujud pembaruan Islam yang tangan pertamanya langsung dilakukan pendiri Muhammadiyah yaitu KH Ahmad Dahlan," ujar Haedar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement