Sabtu 09 Dec 2017 10:18 WIB

Ini Kondisi Penghuni Apartemen Cinere Bellevue

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Joko Sadewo
Petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan titik api di Apartemen Cinere Bellevue Suites beberapa waktu lalu
Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan titik api di Apartemen Cinere Bellevue Suites beberapa waktu lalu

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Penghuni Apartemen Cinere Bellevue yang menjadi korban kebakaran Oktober lalu hingga kini masih belum bisa kembali ke unit masing-masing. Perbaikan struktur dan beberapa fasilitas keamanan yang belum selesai membuat penghuni enggan untuk kembali.

Salah satu penghuni yang juga Tim Teknis perwakilan dari penghuni Benny Armadi menyatakan struktur serta beberapa fasilitas masih belum berjalan dengan baik. Banyak penghuni yang enggan untuk kembali sebelum hal tersebut diperbaiki.

"Pertama lift masih rusak. Lift menjadi pilihan transportasi utama dengan gedung setinggi 21 lantai. Sementara yang tersedia ada dua dan satu masih rusak dan sudah banyak complain lift ini sejak sebelum kebakaran di antaranya sering anjlok. Kedua, sistem pemadam kebakaran utama dari hydrant masih belum jalan," ujar Benny ditemui Republika di lobi tower A Cinere Bellevue, Cinere, Depok, Jumat (8/12).

Benny menyatakan sejak kebakaran terjadi 4 Oktober lalu pihak penggembang atau PT Megapolitan Development memberikan bantuan dengan mencarikan hotel di sekitaran lokasi sebagai tempat tinggal sementara. Namun banyak penghuni yang tidak mengambil dengan berbagai alasan.

Pertimbangan penghuni untuk tidak mengambil tawaran tersebut antara lain karena jarak hotel yang jauh dari tempat aktivitas, memiliki rumah sebelumnya atau tinggal di tempat saudara, dan memilih untuk kost atau kontrak rumah.

Kebijaksanaan yang diberikan dari pengelola adalah bagi yang mengambil hotel maka biaya ditanggung mereka. Namun bagi yang tidak mengambil hotel diberikan kompensasi Rp 500 ribu per hari yang akan dibayarkan nanti setelah mereka kembali ke apartemen.

"Sekarang yang menjadi permasalahan adalah orang yang ambil hotel ini ke depannya mau bagaimana karena pengembang memutuskan memberhentikan bantuan sejak 5 Desember kemarin," ujar Benny.

Sebanyak 90 Kepala Keluarga (KK) dari total 200 KK di tower B sudah tidak bisa lagi tinggal di hotel karena sudah dihentikan pembayarannya oleh pengembang. Pengembang meminta mereka untuk kembali ke apartemen namun kondisi apartemen sendiri masih belum siap.

"Hampir semua penghuni tower A sudah kembali namun dengan terpaksa. Yang sudah masuk ke tower A pun saat ini belum mendapat Rp 500.000 itu" ujar Benny.

Beberapa penghuni tower B akhirnya ada yang memutuskan untuk kost atau stay di hotel namun membayar sendiri. Kondisi mereka tidak pasti. Ada bantuan bagi mereka dari beberapa penghuni di tower A untuk bergabung di unit mereka sampai kondisi siap. 

Benny yang juga adalah penghuni tower B menyatakan sumber api kebakaran yang terjadi kemarin terletak dekat dengan tower B sehingga yang terkena dampak paling besar ada di sana.Kebakaran sendiri terjadi di ruang panel tekanan rendah yang ada di basement 2 yang berdampak ke apartemen dan mall.

Saat ini pengelola menyatakan mereka sedang proses perbaikan. Perbaikan struktur dan penggantian lift baru di gedung B membuat proses berjalan lama. Namun teknisi dari pihak pengembang menjanjikan dalam waktu 10 minggu akan selesai dihitung dari awal Desember sejak pemutusan bantuan hotel terjadi.

"Kami meminta 10 minggu atau 1 Februari 2018 benar-benar sudah selesai. Karena banyak penghuni di tower B meminta ke saya untuk meminta kepastian kapan bisa masuk kembali agar penghuni juga bisa mengatur kehidupan kedepannya. Seperti membayar kost atau hotel," ujar Benny. 

 
 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement