Jumat 08 Dec 2017 19:24 WIB

Indonesia-Tunisia Kuatkan Kerja Sama Pengembangan Demokrasi

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Dwi Murdaningsih
Wakil Presiden Jusuf Kalla (ketiga kiri) didampingi Presiden Republik Nauru Honarable Baron Divavesi Waqa (kedua kiri), Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi (kiri), Menteri Luar Negeri Tunisia Khemaies Jhinaoul (keempat kiri), Utusan Presiden Wilayah Timur Tengah Alwi Shihab (kelima kanan) dan Mantan Menteri Luar Negeri Hassan Wiradjuda (keempat kanan) memukul kentongan saat pembukaan Bali Democracy Forum Ke-10 di Indonesia Convention Exebition (ICE) Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (7/12).
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Wakil Presiden Jusuf Kalla (ketiga kiri) didampingi Presiden Republik Nauru Honarable Baron Divavesi Waqa (kedua kiri), Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi (kiri), Menteri Luar Negeri Tunisia Khemaies Jhinaoul (keempat kiri), Utusan Presiden Wilayah Timur Tengah Alwi Shihab (kelima kanan) dan Mantan Menteri Luar Negeri Hassan Wiradjuda (keempat kanan) memukul kentongan saat pembukaan Bali Democracy Forum Ke-10 di Indonesia Convention Exebition (ICE) Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (7/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR --  Presiden Joko Widodo menerima kunjungan kehormatan Menteri Luar Negeri Tunisia, Khemaies Jhinaoui, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (8/12). Presiden yang didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno menyambut baik kunjungan tersebut dan menyatakan komitmen Indonesia untuk meningkatkan hubungan bilateral maupun kerjasama kedua negara.

Menurut Menlu Retno, pada saat pelaksanaan Bali Democracy Forum yang ke-10, Indonesia juga membuka chapter Tunisia sebagai mitra strategis Indonesia dalam hal pengembangan demokrasi.

"Bapak Presiden sudah menyampaikan bahwa kerjasama di bidang demokrasi ini akan terus kita perkuat di masa mendatang," ujar Retno.

Dalam pertemuan tersebut, Khemaies Jhinaoui juga menyampaikan kondisi Tunisia saat ini yang sedang menghadapi tahap transisi menuju negara demokrasi. Apalagi serangan dua kali di masa yang lalu juga mendorong Tunisia untuk terus memperbaiki diri dan meningkatkan kepercayaan dunia internasional.

"Tantangannya adalah bagaimana demokrasi ini bisa bekerja dan mendatangkan manfaat bagi rakyatnya," ucap Retno.

Selain itu, Khemaies Jhinaoui berharap agar kerja sama ekonomi utamanya investasi di bidang infrastruktur antara Indonesia dan Tunisia dapat terus ditingkatkan. Saat ini, lanjut Retno, salah satu perusahaan swasta Indonesia di bidang migas telah melakukan investasi di Tunisia.

Dalam pertemuan ini, Khemaies Jhinaoui juga menyampaikan undangan Presiden Tunisia kepada Presiden Jokowi untuk berkunjung ke Tunisia.

"Menteri Luar Negeri menyampaikan undangan Presiden Tunisia bagi Bapak Presiden untuk berkunjung ke Tunisia," ucap Retno.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement