REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor akan serius dalam menggunakan Kartu Identitas Anak (KIA) sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Termasuk di antaranya dengan memanfaatkan KIA sebagai acuan prediksi jumlah kebutuhan dana bantuan operasional sekolah (BOS), sehingga penyaluran bisa lebih efektif dan tepat sasaran.
Melalui prediksi dengan KIA tersebut, Kepala Disdik Kota Bogor M Fahrudin menjelaskan, kinerja Disdik juga dapat lebih responsif. Dengan cara ini, pihak dinas dapat langsung memberikan respons terkait sarana dan prasarana pendidikan apa saja yang tengah dan akan dibutuhkan. "Jadi, kami bisa melihat, mana yang seharusnya dijadikan prioritas dengan mengacu pada jumlah siswa di suatu sekolah," ujarnya ketika dikonfirmasi Republika.co.id, Rabu (6/12).
Tidak kalah penting, Fahrudin menambahkan, KIA yang juga kerap disebut sebagai Kartu Tanda Penduduk (KTP) anak akan membantu dalam penyesuaian ketersediaan ruang belajar di Kota Bogor. Dengan data yang ada di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) melalui KIA, Disdik mampu membuat pemetaan terkait kebutuhan sekolah di kecamatan maupun kelurahan.
Tidak sekadar membantu kinerja Disdik, Fahrudin menjelaskan, penggunaan KIA untuk kepentingan pendidikan dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak di Kota Bogor. "Sebab, kebutuhan dengan permintaannya kan menjadi seimbang dan merata. Tidak ada kejomplangan dengan kekurangan maupun kelebihan di satu titik saja," tuturnya.
Bahkan, Fahrudin mengatakan, KIA pun dapat dimanfaatkan sebagai dasar penyebaran tenaga pengajar. Melalui pemetaan dengan KIA, Disdik bisa melihat sekolah mana yang mempunyaijumlah murid lebih melimpah dibanding sekolah lain. Dengan pemetaan ini, diharapkan, tiap sekolah memiliki jumlah tenaga pengajar yang berimbang.