Kamis 07 Dec 2017 07:07 WIB

Soekarwo Pastikan Stok Bahan Pokok Jatim Aman

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Andi Nur Aminah
Gubernur Jawa Timur Soekarwo
Foto: Republika/Soekarwo
Gubernur Jawa Timur Soekarwo

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Soekarwo memastikan, stok bahan pokok dan pangan di Jatim masih saat Natal tahun 2017 dan Tahun baru 2018 masih tercukupi. Hanya saja, terjadinya bencana di beberapa daerah akibat cuaca ekstrim, distribusi kebutuhan pokok sedikit terganggu.

"Kalau distribusi sedikit terganggu itu pasti. Tapi yang penting harga tidak sampai naik terlalu ekstrim. Seperti karena banjir di Pacitan, beberapa daerah di sekitarnya harga memang agak naik sedikit, tapi yang penting cepat," ujar Soekarwo di Surabaya, Rabu (6/12).

Pria yang akrab disapa Pakde Karwo menyampaikan, pada Rabu (13/12) akan menggelar pertemuan dengan Bank Indonesia, Bulog, dan BPS. Pertemuan itu untuk membahas permasalahan produksi bahan makanan dan bencana yang terjadi di Jatim.

Pertemuan ini dimaksudkan untuk mencari solusi bagaimana mengatasi permasalahan tersebut. "Untuk wilayah kepulauan, nantinya Pemprov Jatim akan bekerja sama dengan Bulog untuk melakukan stok bahan makanan," ujar Soekarwo.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Jatim, M Ardi Prasetyawan juga mengakui, cuaca saat ini tengah ekstrim. Namun, dirinya memastikan, stok bahan pokok di Jatim tetap tercukupi. Ardi juga menyatakan akan melakukan operasi pasar. "Menteri Perdagangan sudah minta Bulog dan dinas untuk operasi pasar terhadap beras," kata Ardi.

Meski tidak ada masalah pada stok, operasi pasar tersebut dilakukan sebagai upaya memberi tahu kepada masyarakat, stok yang ada saat ini tetap aman. Operasi tersebut juga dilakukan untuk menjaga stabilitasi harga beras. "Jadi bukan karena stok tidak ada, operasi ini sekaligus untuk memberi tahu masyarakat bahwa stok ada. "Gula cukup, minyak goreng cukup dan tepung cukup," ujar Ardi.

Anggota Komisi B DPRD Jatim, Yusuf Rohana berharap, cuaca ekstrim yang terjadi tidak mengganggu dan mengurangi produktivitas pangan di Jatim. Sehingga, peningkatan produktivitas pertanian di Jatim tiap tahunnya bisa terus berjalan dengan baik.

"Saat ini yang perlu dilakukan oleh pemerintah yaitu melakukan pengawasan dengan menggelar operasi pasar. Kemudian untuk dinas pertanian untuk segera mendata ulang terhadap petani yang mengalami gagal panen," ujar Yusuf.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement