REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Sebanyak 15 titik di Kota Sukabumi melaksanakan pemeriksaan HIV atau voluntary counseling and testing (VCT) serentak, Rabu (6/12). Kegiatan tersebut sebagai bagian dari kampanye dan sosialisasi pencegahan penyebaran HIV-AIDS di tengah masyarakat.
"Hari ini serentak digelar mobile VCT di 15 titik yang tersebar di tujuh kecamatan," ujar Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Sukabumi sekaligus Wakil Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi, kepada wartawan Rabu (6/12).
Hal ini disampaikan dalam kegiatan mobile VCT di salah satu halaman pusat perbelanjaan di Jalan RA Kosasih, Kecamatan Cikole yang menargetkan tukang ojek dan parkir sebagai sasaran pemeriksaan.
Tes HIV ini masih dalam rangkaian hari AIDS sedunia yang jatuh setiap 1 Desember. Pelaksanaan tes HIV ini dilakukan oleh KPA dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi serta petugas puskesmas.
Menurut Fahmi, tes VCT ini bersifat membantu agar siapapun bisa mengetahui kondisi kesehatannya. Sehingga bisa dilakukan penanganan dengan cepat ketika terjadi masalah kesehatan.
Saat ini peringkat kasus HIV Kota Sukabumi di Jawa Barat menempati posisi ke lima. Data menyebutkan kasus HIV dari tahun 2000 hingga awal Desember 2017 sebanyak 1.229 kasus.
Dari ribuan kasus ini sekitar 60 persennya merupakan warga dari luar Kota Sukabumi dan sekitar 40 persen warga Kota Sukabumi. Hal ini disebabkan data tersebut berasal dari layanan sarana kesehatan seperti RSUD R Syamsudin SH yang menjadi rujukan bagi daerah lain.
Ke depan kata Fahmi, KPA dan Dinkes akan terus menggitkan kampanye pencegahan penyebaran HIV. Mulai dari sekolah, masyarakat dan kalangan lainnya.
Kepala Dinkes Kota Sukabumi Ritaneny menambahkan, kegiatan mobile VCT ini untuk memberikan kemudahan bagi warga Sukabumi dalam memeriksakan kesehatannya. Contohnya di Puskesmas Sukabumi membuka mobile VCT di halaman salah satu pusat perbelanjaan untuk memudahkan akses, imbuh dia.
Selain tes VCT kata Rita, di lokasi mobile VCT juga diberikan layanan pemeriksaan penyakit tidak menular. Sebabnya, saat ini kata dia risiko terkena penyakit tidak menular semakin tinggi di masyarakat.