REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Himpunan Perawat Manajer Indonesia (HPMI) mengusulkan penguatan regulasi terkait peran, karir dan cost perawat ke pemerintah. Ketiga usulan itu menjadi output dari Kongres Nasional HPMI III yang berlangsung di El Royale Hotel, Jalan Merdeka, Kota Bandung, akhir pekan lalu.
Selain merumuskan sejumlah usulan ke pemerintah, Kongres Nasional HPMI III melahirkan kepengurusan periode 2017-2022. Ketua HPMI periode 2012-2017 Dr Prayetni SKp MKes kembali terpilih menjadi ketua HPMI 2017-2022.
Ketua Umum HPMI Dr Prayetni SKp MKes, didampingi Ketua HPMI Jawa Barat Dr. H. Asep Setiawan SKp., MKes menyebutkan, tema Kongres kali ini yaitu ‘Peran Perawat Manajer Mencapai Praktek Profesional Melalui Penguatan Regulasi dan Kesejahteraan Sosial Ekonomi’.
‘’Kami gelar juga seminar dan workshop bagi para peserta, tujuannya untuk meningkatkan kapasitas perawat manajer,’’ ujar Prayetni dalam pers release yang diterima Republika, Rabu (6/12). Melalui seminar itu, ungkap dia, peserta mendapatkan informasi-informasi baru terkait tugas kesehariannya.
Yang terpenting, pihaknya telah membahas terkait standar keperawatan yang baru agar pelayanan serta sumber daya manusianya lebih berkualitas. Kata Prayetni, melalui kegiatan itu pula, telah dirumuskan sejumlah usulan regulasi kebijakan yang akan diserahkan kepada pemerintah.
Prayetni menjelaskan, cost pelayanan perawat dan karir menjadi rumusan yang dibahas oleh peserta Kongres. ‘’Isu itu penting karna peran perawat merupakan tokoh penting dalam melayani pasien,’’ tandasnya.
Ketua Tim Pengerak PKK Provinsi Jabar Netty Prasetiyani Heryawan menyampaikan terima kasih telah memilih Jawa Barat sebagai lokasi konggres Nasional HPMI III. Pihaknya berharap, ketua terpilih dan jajaran pengurusnya mampu memperjuangkan peran perawat manajer ke depannya.
Diakui Netty, peran perawat sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan. Peran perawat ini, sambung dia, sangat berpengaruh dalam meningkatkan kualitas kesehatan hidup pasien. ‘’Perawat juga harus bisa memahami berbagai aspek seperti psikologis, sosiokultural dan fisiologis,’’ tutur Netty.