Selasa 05 Dec 2017 19:15 WIB

Tjahjo: Masyarakat Jadi Kunci Kualitas Parpol dan Demokrasi

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Bayu Hermawan
Mendagri Tjahjo Kumolo
Foto: Republika/Dian Erika N
Mendagri Tjahjo Kumolo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan, kualitas partai politik (Parpol) menentukan kualitas demokrasi. Karena itu peran dan partisipasi parpol dalam proses penentuan calon anggota DPR, DPRD, kepala daerah, hingga presiden dan wakil presiden harus optimal dan objektif. Masyarakat menjadi kunci kualitas parpol.

"Dalam rangka berdemokrasi ini, anggota DPR, DPRD, Kepala Daerah, hingga ke pasangan Presiden itu kan kerjanya Parpol. Jadi kualitas Parpol menentukan kualitas demokrasi dan keanggotaan DPR, DPRD, kepala daerah, sampai presiden," ujar Tjahjo di Hotel Kartika Chandra, Jakarta Selatan, Selasa (5/12).

Menurutnya, bantuan pemerintah untuk parpol hanyalah sekadar partisipasi. Tak begitu memengaruhi kualitas demokrasi. Sehingga, yang perlu ditekankan itu bagaimana peran dan partisipasi parpol dalam proses perekrutan calon-calon tadi.

"Soal bantuan pemerintah sekadar partisipasi Rp 108 ditingkatkan jadi Rp 1.000 itu kan kecil. Ukuran bukan itu, sekarang bagaimana peran dan partisipasi parpol dalam proses rekrutmen tadi harus optimal dan harus objektif. Itu saja," jelasnya.

Tjahjo merasa, penambahan anggaran untuk parpol tak menjamin akan meningkstkan tingkat partisipasi politik masyarakat suatu negara. Ia mengambil contoh kasus di beberapa negara lain selain Indonesia.

"Tingkat partisipasi Singapura kecil. Australia juga kecil sekali padahal penuh dibiayai negara. Di kita besar, 514 kabupaten kota dan 34 provinsi DPRD dan DPR RI-nya. Kuncinya di kualitas parpol yang menentukan siapa? Ya masyarakat," katanya.

Ia menambahkan, saat ini boleh muncul lima atau enam partai baru. Tapi yang menentukan parpol tersebht bisa ikut terlibat dalam proses pengambilan kebijakan politik di DPR dan DPRD tergantung pada masyarakat.

"Maka ambang batas itu dari tahun ke tahun harus meningkat. Sekarang 3,5 persen kalau bisa besok 5 persen atau 10 persen. Bukan mematikan parpol, tapi ini kuncinya masyarakat pemilih yang menentukan," ucapnya.

Ia mengucapkan, berkualitasnya suatu pilkada ataupun pemilu juga dinilai dari tingginya partisipasi masyarakat. Tjahjo berharap, ke depannya partisipsi masyarakat dapat mengalami peningkatan.

"Kunci dari suksesnya pilkada adalah partisipasi meningkat," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement