Rabu 06 Dec 2017 04:05 WIB

Menjalin Kesatuan Bangsa dan Negara Melalui Ajaran Rasul SAW

Mohammad Darry Abbiyyu S.IP
Foto: dok. Pribadi
Mohammad Darry Abbiyyu S.IP

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Mohammad Darry Abbiyyu SIP *)

Peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW selalu diselenggarakan oleh umat Islam di Indonesia maupun di dunia pada setiap tahunnya. Peringatan ini, sebagai upaya dalam mengingat perjuangan dakwah Rasulullah selama 23 tahun pada periodisasi hidupnya yang mampu memberikan sebuah perubahan signifkan. Terutama, pada peradaban umat manusia di zamannya dan mampu bertahan hingga sekarang sampai nanti hari kiamat melintasi berbagai ruang kehidupan geografis, kesukuan, serta kebudayaan manusia di seluruh dunia.

Ajaran-ajaran Rasulullah melalui tindak tanduk kehidupannya dan kepribadiannya telah memberikan pencerahan, tidak hanya bagi umat Islam saja, melainkan bagi seluruh umat manusia di alam semesta ini. Kesempurnaan akhlak Beliau sebagai manusia, telah ditegaskan pula oleh Allah melalui wahyu yang diberikan pada Beliau. Karena itulah, Allah berfirman: Jangan jadikan panggilanmu terhadap Rasul sama dengan panggilan sebagian kamu terhadap sebagian yang lain." (QS 24: 63).

Kemulian pada Rasulullah inilah yang kemudian merupakan contoh akhlak manusia yang sesuai dengan nilai-nilai terkadung pada Aquran. Kita perlu menyadari bahwa Islam sebagai agama dapat memberikan inspirasi kepada masyarakat, melalui ajaran-ajaran Rasulullah. Perubahan-perubahan yang dilakukan ini sesungguhnya menuju kearah lebih baik.

Melalui ajarannya, Rasulullah telah mengajarkan kasih sayang dan cinta damai bagi sesama umat manusia. Tidak memilih-milih apapun agama, suku, dan kepercayaan. Nilai-nilai kesetaraan terhadap setiap individu inilah yang membuat banyak sarjana barat, melihat yang non-Muslim mengakui pengaruh ajaran-ajaran Rasulullah sebagai paling berpengaruh di dunia. Ini karena, ajaran itu mampu membawa perubahan bagi peradaban manusia jahiliyah menuju peradaban terbaik di zamannya.

Pada konteks hari ini, perubahan menjadi manusia yang lebih baik itu merupakan keberlanjutan daripada nila-nilai Islam. Namun, terkadang nilai Islam yang diimplementasikan pada setiap ajaran Rasulullah ini, justru tidak diresapi dan dipahami oleh kita sebagai Muslim.

Problematika kehidupan bangsa dan negara sampai hari ini masih menjadi persoalan. Contohnya, mengenai persatuan berbangsa dengan hadirnya konfli-konflik horizontal pada masyarakat, intolerensi, serta adanya sikap ingin menang sendiri. Justru inilah telah menjauhkan kita melalui nilai-nilai keislamaan. Maka, peringatan maulud Nabi Muhammad SAW ini dapat menjadikan momentum kesadaran bagi umat Islam untuk lebih mempelajari, meneladani, serta mencotoh pada setiap aspek kehidupan Rasulullah.

Mengapa kita perlu memahami ajaran-ajaran Rasulullah, karena sejatinya Muhammad bin Abdullah ini semata-mata tidak hanya menjadi seorang Rasul untuk menyampaikan wahyu dari Allah, tetapi lebih dari itu Nabi Muhammad SAW juga berperan sebagai pemimpin umat, panglima perang, kepala keluarga. Oleh karena itu, penting untuk memahami setiap aspek ajaran-ajaran Rasulullah karena Beliau semasa hidupnya mampu memosisikan diri pada posisi-posisi penting di masyarakat, serta bagaimana menjalankan posisi tersebut adalah amanat agar dapat dijalankan dengan sebaik-baiknya.

Sebagai seorang Muslim dan mukmin yang hidup dan bertempat tinggal, serta mencari rizqi di Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka harus menyadari bahwa keberagaman pada masyrakat Indonesia merupakan anugrah terbesar dari Allah diberikan pada Negara Indonesia ini. Penting sekiranya untuk selalu mengedukasi umat Islam tentang ajaran kasih sayang Rasulullah sebagai bagian memperkuat tali persaudaraan serta menjaga kesatuan bangsa dan negara.

Persaudaraan ini menuntut hubungan yang serasi dan jalinan kasih sayang: “Kunjung mengunjungilah, bertukar hadiahlah,” sabda Nabi Muhammad SAW dengan memberikan contoh dan beberapa cara. Dalam konteks negara bangsa Indonesia, ajaran-ajaran mengenai kebaikan harus selalu dikembangkan melalui penguatan akidah dan ibadah pada setiap Muslim. Ini agar tercipta sebuah perubahan masyarakat menuju kebaikan secara terus menurus dan berkelanjutan.

 

Sebagaimana kedudukan umat Islam sebagai mayoritas di Indonesia kita harus percaya bahwa setiap perubahan menuju kebaikan itu didasarkan atas kesepakatan di berbagai kalangan. Kesatuan bangsa ini harus kita jaga dengan melakukan penghormatan sebesar-besarnya bagi setiap hak-hak individu pada diri manusia Indonesia. Islam yang diajarkan oleh  Rasulullah telah membuka sebuah paradigma pada masyarakat jahilyah kala itu menjadi masyarakat terbaik pada zamannya.

Sedangkan di Indonesia, memang bukan negara berdasarkan agama, namun bukan berarti negara sekuler. Nilai-nilai keagamaan terkandung pada setiap gerak napas langkah manusian-manusia Indonesia. Sebagaimana Islam, sebagai agama mayortitas tentunya memberikan dampak besar bagi perjalanan bangsa. Perlu dipahami setiap Muslim, bahwa perjuangan dan optimisme menuju kebaikan haruslah menjadi dasar untuk menciptakan masyarakat yang adil, makmur, sejahtera, dan sentosa sesuai dengan cita-cita negara bangsa Indonesia.

Melalui berbagai pemahaman mengenai konsepsi beragama Islam yang dijelaskan pada Alquran serta diajarkan oleh Rasulullah melalui lingkup kehidupannya, tidak salah bagi kita untuk selalu menjunjung tinggi nabi besar Muhammad SAW yang melalui ajarannyalah umat manusia dapat keluar dari zona gelap kebodohan tersebut. Peringatan hari kelahiran Rasulullah tidak hanya dilaksanakan secara seremonial belaka. Namun lebih dari itu, upaya peringatan ini dimaksudkan agar di setiap sanubarinya Muslim tertanam api semangat perjuangan dakwah Rasulullah dimana dalam kehidupan sehari-harinya memberikan kedamain, ketenangan, serta kebahagiaan bagi seluruh kehidupan bermasyarakat, berbangsa , dan bernegara.

Oleh karena itu penting kita menjaga persatuan dan kesatuan ini, hindari provokasi serta pernyataan upaya pecah belah dengan tidak ikut serta menebar kebencian. Sebab, siapapun mengakui mencitai Allah dan Rasullnya, maka wajib baginya mengamalkan setiap ajaran-ajaran Islam.

Maka, sebagai penutup melalui perintah Nabi Muhammad SAW untuk berbuatkan kebaikan serta berperilaku adil pada sesama yang kemudian tercermin pada ayat Qur’an: “Allah tidak melarangmu sekalian berbuat baik dan memberi sebagian dari hartamu kepada yang tidak seagama denganmu selama mereka tidak memushimu dalam agama atau mengusir dari kampung halamanmu” (QS 60:9). Itulah sebagian nilai-nilai Islam menjaga tali persaudaraan pada kehidupan bermasyakrat.

*) Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Politik UI dan Pengajar BKB Nurul Fikri

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement