Senin 04 Dec 2017 14:07 WIB

Beras dan Bawang Merah Dorong Inflasi Jatim pada November

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Nidia Zuraya
Bawang merah salah satu komoditas pangan yang memicu inflasi di Jawa Timur pada November 2017.
Foto: Wordpress.com
Bawang merah salah satu komoditas pangan yang memicu inflasi di Jawa Timur pada November 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur Teguh Pramono menjabarkan, pada November 2017, Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,23 persen. Inflasi tersebut didorong tiga komoditas utama, yakni beras, bawang merah, dan telur ayam ras.

"Tiga komoditas utama yang mendorong terjadinya inflasi Jatim di bulan November 2017 ialah beras, bawang merah dan telur ayam ras," kata Teguh di Kantor BPS Jatim, Jalan Raya Kendangsari Industri Nomor 43-44, Kendangsari, Tenggilis Mejoyo, Surabaya, Senin (4/12).

Teguh melanjutkan, selain komoditas-komoditas pendorong inflasi tersebut, ada juga komoditas yang justru menjadi penghambat laju inflasi Jatim di November 2017. Tiga komoditas utama yang menghambat laju inflasi tersebut adalah jaruk, daging ayam ras, dan anggur.

"Pada November 2017 ini harga beberapa buah-buahan impor mengalami penurunan sehingga malah menjadi penghambat laju inflasi Jatim," ujar Teguh.

Teguh melanjutkan, pada November 2017, dari tujuh kelompok pengeluaran, semuanya mengalami inflasi. Kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi tertinggi ialah kelompok bahan makanan yang mencapai 0,63 persen.

Kemudian, disusul kelompok kesehatan yang mangalami inflasi sebesar 0,26 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,24 persen, kelompok sandang sebesar 0,18 persen, kelompok perumahan, air, gas, dan bahan bakar sebesar 0,08 persen, dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,05 persen.

"Kelompok pendidikan, rekresi, dan olahraga menjadi yang terendah dimana inflasinya hanya sebesar 0,04 persen," kata Teguh.

Teguh melanjutkan, penghitungan angka inflasi di 8 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jatim, pada November 2017, seluruhnya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sumenep yang m3ncapai 0,57 persen.

Kemudian, diikuti Jember 0,34 persen, Banyuwangi 0,33 persen, Probolinggo dan Malang 0,27 persen, Kediri 0,23 persen, dan Surabaya 0,18 persen. Sedangkan kota yang m3ngalami inflasi terendah adalah Madiun, yakni sebesar 0,10 persen.

Sampai dengan November 2017, lanjut Teguh, secara kumulatif Kota Madiun merupakan kota dengan inflasi tahun kalender tertinggi dengan 4,29 persen. Sedangkan inflasi tahun kalender terendah ialah Probolinggo dan Banyuwangi yang masing-masing hanya mencapai 2,48 persen dan 2,55 persen.

Teguh menambahkan, laju inflasi tahun kalender Jatim pada November 2017 mencapai 3,31 persen. Angka ini lebih tinggi dibanding tahun kalender pada November 2016 yang hanya 2,16 persen.

"Adapun laju inflasi tahun ke tahun (yoy) Jatim pada November 2017 mencapai 3,89 persen. Angka ini lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya yang hanya 3,02 persen," ujar Teguh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement