Ahad 03 Dec 2017 06:00 WIB

Siklon Cempaka dan Dahlia Merupakan Fenomena Baru

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Elba Damhuri
BMKG mendeteksi akan adanya Siklon Tropis Cempaka di wilayah pesisir Selatan Pulau Jawa yang akan berdampak pada perubahan pola cuaca di sejumlah wilayah di Indonesia.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
BMKG mendeteksi akan adanya Siklon Tropis Cempaka di wilayah pesisir Selatan Pulau Jawa yang akan berdampak pada perubahan pola cuaca di sejumlah wilayah di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Siklon tropis Cempaka dan Dahlia yang melanda sebagian wilayah Jawa belum lama ini merupakan fenomena alam baru di Tanah Air.

"Memang yang namanya siklon Cempaka dan Dahlia itu sesuatu yang baru yang terkonfirmasi kepada kita semua," kata Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa seusai mengunjungi lokasi pengungsi banjir dan tanah longsor di Balai Desa Kebonagung, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (2/12).

Namun, dia melanjutkan, ini harus menjadi bagian dari pembelajaran dan pengalaman bahwa wilayah Indonesia mungkin mengalami hal baru yang berkaitan dengan alam. Dengan begitu, semua pihak perlu menyiapkan antisipasi dan mitigasi yang mendetail.

Mensos menjelaskan, seperti yang diinformasikan kepada semua pihak, hujan dengan intensitas tinggi dan angin kencang terjadi bersamaan. Kejadian alam yang menimbulkan banjir bandang dan longsor, terutama di wilayah Yogyakarta dan Pacitan, itu teridentifikasi sebagai siklon tropis Cempaka.

"Nah, itu bagian dari kemajuan IT (teknologi informasi) kita yang sudah bisa mendeteksi ada siklon tropis Cempaka dan siklon Dahlia, kemudian juga melakukan mitigasi bagaimana meningkatkan kewaspadaan dan pemahaman kepada masyarakat," kata dia.

Mensos mengatakan, masyarakat perlu diberikan pemahaman bahwa siklon Cempaka dan Dahlia bisa menimbulkan intensitas hujan sangat tinggi yang diikuti angin kencang. "Sosialisasi terhadap kewaspadaan dan kesiapsiagaan ini harus dilakukan oleh seluruh lini, terutama adalah sampainya informasi ini kepada masyarakat dan aparat desa," ujar Mensos.

Dia juga mengatakan, dari seluruh kabupaten/kota di Indonesia, terdapat 323 kabupaten/kota yang berisiko tinggi mengalami bencana alam, apa pun itu yang menjadi penyebabnya. Dia juga meminta seluruh pemangku kepentingan terkait kebencanaan dan masyarakat di Tanah Air mewaspadai cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi pada Desember.

"Menurut BMKG, itu cuaca ekstrem akan masuk di bulan Desember. Jadi, November kemarin belum masuk puncak cuaca ekstrem," kata Mensos.

Menurut dia, kejadian alam yang terjadi pada November, seperti hujan deras disertai angin kencang akibat badai siklon tropis Cempaka yang melanda sebagian wilayah Jawa, belum menandai puncak cuaca ekstrem.

"Puncaknya pada bulan Desember. Oleh karena itu, kita semua bisa meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan sehingga mudah-mudahan Desember yang katanya puncak ekstrem itu bisa kita lewati semua dalam keadaan baik," katanya.

Untuk itu, lanjut Mensos, perlu koordinasi antara berbagai pihak, baik di tingkat pemerintah daerah (pemda) yang dikoordinatori Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada tingkat nasional.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga mengimbau masyarakat untuk mewaspadai kondisi cuaca ekstrem yang saat ini tengah terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Sebab, cuaca dengan hujan dan angin kencang bisa menimbulkan korban jiwa.

"Tingkatkan terus kewaspadaan karena cuacanya memang, sekali lagi, cuacanya ekstrem. Hujan lebat, angin kencang, juga ada gelombang yang tinggi. Semuanya hati-hati," kata Jokowi.

Selain itu, Jokowi meminta agar jalur-jalur logistik yang membawa kebutuhan pokok jangan sampai putus, baik jalur darat maupun laut. "Ini juga harus betul-betul diantisipasi dan diwaspadai," ujarnya.

Siklon Tropis Dahlia

- Memberikan dampak berupa hujan sedang hingga lebat di Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, dan Bali.

- Dampak angin kencang lebih dari 20 knot, di antaranya di Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur bagian barat dan selatan.

- Gelombang laut dengan ketinggian 2,5-4,0 meter di perairan selatan Jawa hingga Lombok, Selat Bali bagian selatan, dan Selat Lombok bagian selatan, Samudra Hindia selatan Bali, hingga Nusa Tenggara Timur (NTT).

- Siklon ini juga mengakibatkan gelombang laut dengan ketinggian 4,0-6,0 meter di Samudra Hindia selatan Jawa.

- Berdasarkan analisis pada 2 Desember 2017 pukul 07.00 WIB, posisi siklon ini di Samudra Hindia sebelah selatan Jawa Tengah, sekitar 10,8 LS, 110,9 BT atau sekitar 345 kilometer (km) sebelah selatan Cilacap. Siklon bergerak ke timur tenggara dengan kecepatan 4 knot (8 km/jam) menjauhi wilayah Indonesia.

Sumber: BMKG

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement