REPUBLIKA.CO.ID,MALANG -- Pendekatan keilmuan perlu ditingkatkan dalam strategi penanggulangan bencana, mengingat kondisi tanah air yang sangat rentan. Kesiap-siagaan penanggulangan bencana harus diupayakan untuk mengurangi risiko bencana.
Hal tersebut diutarakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy saat membuka Jambore Nasional Relawan Muhammadiyah ke-2 di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Kehadiran Muhadjir pada Jumat (1/12) siang itu mewakili Presiden Joko Widodo yang semula dijadwalkan membuka acara.
Acara turut dihadiri Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Hajriyanto Thohari, Suyatno, dan Ketua PWM Jawa Timur. Terdapat pula Rektor Universitas Muhammadiyah Malang Fauzan Anshari dan ribuan relawan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC).
Muhadjir yang merupakan guru besar di Universitas Negeri Malang menyebut keberadaan MDMC di Muhammadiyah kian dirasakan kiprahnya. Tidak hanya terlibat dalam penanggulangan bencana di tanah air, MDMC juga berpartisipasi dalam bantuan kemanusiaan di luar negeri seperti Rohingya.
Menurut pria 61 tahun kelahiran Kota Madiun itu, semakin kuatnya kelembagaan dan peran MDMC bisa menjadi pilar baru bagi gerakan Muhammadiyah. Dengan demikian, peran Muhammadiyah dalam masyarakat akan terus menguat, di samping keterlibatan dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan pelayanan sosial.
"Pemerintah menghargai dan sangat mendukung peran Muhammadiyah, terlebih persoalan kebencanaan membutuhkan dukungan banyak pihak. Saya lihat MDMC termasuk yang terdepan bersama pemerintah," ungkapnya, dikutip dari rilis pers yang diterima Republika.co.id.