Jumat 01 Dec 2017 08:17 WIB

BUMD Agro Jabar Gandeng Petani Kelola Perkebunan

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
 Buruh tani memanen kopi di perkebunan (Ilustrasi)
Buruh tani memanen kopi di perkebunan (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Banyak perusahaan mengalami permasalahan keuangan atau kerugian karena banyak karyawanya, tapi tidak produktif. Namun, PT Agro Jabar, memiliki strategi tersendiri untukmemberikan manfaat kepada orang banyak, tapi perusahaan tidak terlalu banyak karyawannya.

Direktur Utama PT Agro Jabar Kurnia Fajar pun mencoba mengubah mindset yang jauh ke depan melalui konsep kemitraan. Karena, dengan konsep kemitraan akan menghasilkan suatu produk yang baik. Sehingga, produknya bisa dijual untuk mendapatkan penghasilan yang baik juga.

"Agar bisa menjadi perusahan perkebunan modern berwawasan lingkungan, maka salah satu upaya yang kami lakukan adalah meningkatkan kesejahteraan petani di Jawa Barat," ujar Kurnia, kepada wartawan, Jumat (1/12).

Kurnia lantas menggandeng petani yang merupakan UKM (usaha kecil menengah) untuk mengelola perkebunan Pemprov Jabar. Yakni, mengelola kawasan perkebunan di Garut kurang lebih 2.000 hektare dengan bermitra bersama petani pengarap. Perkebunan itu dikelola bersama, dengan sistem bagi hasil. Sehingga, petani mendapatkan manfaat begitu juga Agro Jabar. "Nah, agar manfaat hasinya lebih tinggi Agro Jabar harus menguasai sektor hilirnya," katanya.

Di hulu, Agro Jabar memiliki perkebunan kopi, lemon, stevia dan teh. Namun, kalau hanya menjual rool materialnya akan murah dan tidak menghasilkan hasil yang maksimal. Jadi, Agro Jabar pun memiliki bisnis disektor hilirnya menciptakan produk seperti kopi, lemon, stevia dan teh.

Kemitraan dengan para petani ini, kata dia, sudah cukup lama dilakukan. Misalnya, di Pangalengan Kabupaten Bandung jumlah petani yang bermitra adalah 512 petani, di Cikajang Garut bermitra dengan 627 petani. Lalu di hilir, punya distributor untuk C-Legar (minuman lemon) sebanyak 3 distributor yang mempekerjakan sebanyak 600 reseller.

"Kapisitas produksi C-Legar sendiri sudah lebih dari 20 ribu liter liter per bulan. Kami sangat kekurangan pasokan dari lemon ini dan siap menerima kalau ada yang menjual lemon," katanya.

Kurnia menargetkan, pada 2018, Agro Jabar akan menambah luasan kebun sekitar 50 persen. Saat ini, sekitar 50 ribu pohon telah ditanam di lahan seluas 50 hektare. Tahun depan, akan ditingkatkan sebanyak 100 hektare.

Begitu juga, kata dia, dengan kopi. PT Agro Jabar akan menggenjot produksinya karena kebutuhan kopi dunia masih kekurangan. Kopi Jabar, sangat diminati karena dengan kualitas agroklimat iklim menghasilkan kualitas kopi terbaik di dunia.

"Penanaman kopi pun sejalan dengan strategi pembangunan nasional agar tanah perkebunan kembali kefungsinya untuk menghindari bencana lingkungan," katanya.

Kurnia mengatakan, perusahan perkebunan modern memang haruse menggandeng UKM agar bisnis komoditasnya berjalan baik. Yakni, dilihat dari jumlah personel sedikit, tetapi mitranya banyak. Karena, dalam berbisnis harus untung.

"Tapi, selain untung dapat memberikan manfaat kepada masyarakat Jabar khususnya kepada mereka yang mengelola perkebunan-perkebunan yang ada dibawah pemerintah provinsi Jawa Barat, kata Kurnia.

Agro Jabar, kata dia, akan terus berupaya dan terus berusaha agar tumbuh menjadi BUMD yang sehat. Karena, perusahaan BUMD tidak seperti perusahaan swasta lain, dalam menjalankan usahanya tidak langsung mendapat hasil. Apalagi seperti Agro Jabar perusahaan perkebunan, hari ini menanam belum tentu bisa dinikmati hasilnya.

Kurnia mencontohkan, untuk menanam kopi saja hasilnya baru bisa dinikmati 24 sampai 36 bulan. Jadi perusahaan BUMD harus sabar, sehingga masyarakat dapat melihat proses perusahaan BUMD ini bertransformasi menjadi lebih baik.

Selain itu juga, harus memasukan unsur kreatif kedalam perusahan. Karena, BUMD indentik dengan birokrasi. Perusahaanya pun, berupaya keluar dari aturan itu. Apalagi, cara kerja perusahaanya berbeda dengan yang lain karena sehari-hari harus datang ke kebun dan bertemu dengan para petani. Sehingga, harus fleksibel dan mencitrakan perusahaan masa depan.

" Pak Gubernur Jawa Barat pun, merupakan pimpinan yang punya visioner karena mampu menempatkan orang-orang kreatif di perusahaan BUMD," katanya.

Menurut Kurnia, perusahaannya pun mempunyai tugas untuk meningkatkan produktifitas susu nasional melalui skema kemitraan dengan para petani. Kemitraan tersebut dilakukan, melalui bisnis peminjaman sapi dan pakan yang saling menguntungkan. Presiden dan Gubernur Jawa Barat, berkeinginan meningkatkan kedaulatan pangan, salah satunya di Jawa Barat didorong untuk swasembada daging dan susu. "Karena susu secara nasional kurang dari 3 juta ton," katanya.

Dikatakatan Kurnia, pada zaman millennium atau istilah lebih trendnya anak-anak zaman now, Agro Jabar melakukan selling is calling. Yakni, berbagi dengan banyak stake holders. Karena, bisnis agro ini merupakan bisnis yang strategis. Saat secara pangan kita berdaulat maka yang lain akan mengikuti. Bahkan, TNI pun diturunkan untuk membina masyarakat agar menjadi petani.

Menjaga kedaulatan pangan, kata dia, menjadi hal yang sangat penting sekali. Karena, apabila rakyat Indonesia cukup maka bisa mengurangi ketergantungan impor, bahkan bisa melakukan ekspor. Ini, akan menjadi nilai tambah untuk rakyat Indonesia.

"Negara kita hari ini sudah 70 persen impor, ini merupakan tantangan agar generasi muda jangan gengsi untuk menjadi petani mengolah tanah, laut, kekayaan yang ada di tanah Indonesia," katanya.

Kurnia menilai, prospek bisnis perkebunan dan pertanian merupakan bisnis yang menjanjikan. Karena, jumlah manusia semakin banyak tapi jumlah lahan semakin sedikit. Artinya, secara logika sederhana makanan semakin langka sehingga perlu ekstensifikasi pangan. Bisnis ini prosesnya panjang, tapi jika dilakukan dengan management baik dan hasilnya sudah didapat, akan sangat menjanjikan.

"Kalau istilah orang sunda tinggal sila ipis ajah untungnya datang," kata Kurnia seraya mengatakan, kendalanya dalam berbisnis agro ini banyak, terutama membangun trust karena image perusahaan BUMD kental birokrasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement