REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- PPP meminta Calon gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (Emil) untuk memilih sendiri calon wakil gubernurnya tanpa melakukan konvensi atau menyerahkan ke musyawarah koalisi partai pengusung. Menurut Ketua Bidang Pemenangan Jawa Barat DPP PPP Dayat Hidayat, dengan menentukan sendiri, Emil akan mampu memilih calon wakil gubernur yang tepat dan sesuai dengan kebutuhannya.
Dayat mengatakan, Emil jangan menyerahkan penetapan calon wakil gubernur ke partai pengusung karena tidak akan ada titik temu. Karena, masing-masing partai akan bersikukuh untuk menjadikan kadernya sebagai pendamping Wali Kota Bandung tersebut. "PPP harga mati ingin Kang Uu, begitupun Golkar. Jadi ini enggak akan ketemu," ujar Dayat, Kamis malam (30/11).
Dayat menilai, dengan memilih sendiri pun, Emil bisa obyektif kandidat yang dianggap paling tepat dengannya. "Kalau konvensi, siapa yang memberi penilaian bahwa calon ini tidak disukai Kang Emil?" katanya.
Oleh karena itu, dia mengatakan, Emil harus berani menggunakan hak prerogatif dalam memilih calon wakil gubernur. Ruang ini harus diselesaikan oleh Emil. "Kang Emil yang menentukan, bukan partai pengusung. Siapa yang cocok menurut dia dan siapa yang ratingnya paling baik berdasarkan hasil survei," katanya.
Dayat mengatakan, dengan memilih sendiri pun Emil tetap bisa menghitung popularitas dan elektabilitas calon wakilnya. Karena, selama ini banyak lembaga survei yang telah mengumumkan hasil pilihan responden terkait Pemilu Gubernur Jawa Barat 2018. "Kalau belum yakin juga, tinggal survei lagi," katanya.
Dayat menegaskan, dengan mengacu pada survei, tidak akan memakan waktu yang lebih lama. Karena, hasil survei pun, bisa dipertanggungjawabkan secara moral kepada partai pengusung. "Kalau faktanya (hasil survei) seperti itu, mau apalagi? Partai //enggak bisa memaksakan kadernya kalau hasil surveinya jelek," katanya.
Namun, Dayat menambahkan, jika menggunakan cara konvensi, maka harus dilakukan dari sekarang. Sisa waktu jelang pendaftaran pasangan calon ke Komisi Pemilihan Umum tidak lama lagi. "Kalau memang diadakan konvensi, sebaiknya dipercepat," katanya.
Dengan dipercepat ini pun, kata dia, akan menghindari ruang-ruang kosong yang rentan menimbulkan perdebatan di sesama partai pengusung. Jika konvensi dilakukan, ia berharap pelaksanaannya sebaik mungkin dengan mengedepankan azas kejujuran dan keterbukaan. "Bisa dilakukan oleh pihak yang independent. Itu bisa menyelesaikan dan mengeliminir ketidakpuasan partai, karena itu jadi pilihan masyarakat," katanya.
Sementara menurut Koordinator Wilayah Banten, Jawa Barat, dan DKI Jakarta DPP PPP Nurhayati Monoarfa, Uu Ruzhanul Ulum berada di posisi teratas berdasarkan hasil survei untuk kategori calon wakil gubernur. Nurhayati mengaku pihaknya terus melakukan survei untuk mengetahui tren Uu Ruzhanul Ulum, calon wakil gubernur yang diusung PPP untuk menjadi pendamping Emil. "Trend Pak Uu terus naik. Popularitas dan elektabilitasnya berada paling atas untuk posisi calon wakil gubernur," katanya.
Nurhayati menilai, capaian ini tidak terlepas dari upaya sosialisasi yang terus dilakukan Uu dan PPP. Sebagai contoh, kata dia, DPP PPP menginstruksikan kader dan struktur partai di daerah untuk memasang spanduk dan baligo Uu yang berdampingan dengan Emil.