Jumat 01 Dec 2017 06:36 WIB

Jembatan Rusak, Penghubung Dua Desa di Imogiri Terputus

Warga beraktivitas di dekat jembatan yang ambles di Imogiri, Bantul, DI Yogyakarta, Kamis (30/11).
Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah
Warga beraktivitas di dekat jembatan yang ambles di Imogiri, Bantul, DI Yogyakarta, Kamis (30/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Camat Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta Sigit Subroto mengatakan akses penghubung dua desa di kecamatannya terputus karena jembatan gantung di daerah itu rusak tidak dapat dilewati warga.

"Iya, akses yang menuju ke sana di dua desa yaitu Desa Sriharjo sama Selopamioro yang putus, kena batu sama longsor," katanya usai meninjau lokasi pengungsian korban banjir di Balai Desa Kebonagung Bantul, Kamis (30/11).

Menurut dia, terputusnya akses jalan penghubung dua desa itu karena jembatan gantung di atas Sungai Oya rusak akibat banjir usai diguyur hujan deras disertai angin kencang pada Selasa (28/11) sejak pagi hingga malam. Ia mengatakan, akibatnya warga yang berada di Selatan jembatan atau Desa Selopamioro kesulitan akses menuju Utara jembatan atau Desa Sriharjo, padahal jembatan itu jalan utama warga beraktifitas.

"Yang di Selatan itu dusun Lemah Rubuh dan Jetis Desa Selopamioro dan sebagian dusun Jati, ada empat RT (rukun tetangga) di sana," kata Sigit.

Camat mengatakan, selain akses penghubung dua desa di Imogiri terputus, ada jalan menuju jembatan gantung itu yaitu di wilayah pedukuhan Wunut Desa Sriharjo mengalami longsor akibat abrasi Sungai Oya di tepi jalan itu. Namun demikian, kata dia, jalan yang juga merupakan jalur wisata menuju jembatan itu masih dapat dilewati kendaraan pada satu sisi saja, karena yang separo badan jalan sudah longsor ke arah Sungai Oya.

"Namun yang jalan itu mulai hari ini kendaraan sudah bisa masuk, kalau detailnya kami belum valid, karena saya baru akan mengumpulkan bapak-bapak ibu lurah di Imogiri," katanya.

Sementara itu, Kepala Dukuh Wunut Sugiyanto sebelumnya mengatakan, titik jalan yang mengalami longsor panjangnya sekitar 32 meter dengan kedalaman 15 meter ke arah Sungai Oya, longsor itu sudah terjadi sejak setahun lalu.

"Dari kita sudah ada upaya gotong royong secara swadaya masyarakat, kalau kemarin sempat tidak bisa lewat untuk roda empat, namun oleh warga dicarikan tanah dan batu agar sementara kendaraan bisa lewat," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement