Kamis 30 Nov 2017 20:44 WIB

Sektor Pariwisata NTB Mitigasi Dampak Erupsi Gunung Agung

Rep: M Nursyamsyi/ Red: Endro Yuwanto
Sejumlah penumpang turun dari pesawat Lion Air setelah gagal berangkat menuju ke Surabaya setelah penutupan Bandara Internasional Lombok, Nusa Tenggara Barat, Minggu (26/11).
Foto: Antara/Syaiful Arif
Sejumlah penumpang turun dari pesawat Lion Air setelah gagal berangkat menuju ke Surabaya setelah penutupan Bandara Internasional Lombok, Nusa Tenggara Barat, Minggu (26/11).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar rapat koordinasi (rakor) menghadapi dampak erupsi Gunung Agung di Bali. Rakor ini melibatkan seluruh stakeholder terkait yang ada di NTB, mulai dari pelaku industri hotel, restoran, jasa agen perjalanan wisata, dinas terkait, dan juga BMKG.

Kepala Dinas Pariwisata NTB Lalu Muhammad Faozal mengatakan, sejumlah hal yang dibahas dalam rakor tersebut, antara lain antisipasi atas sistem buka-tutup yang dilakukan di Bandara Internasional Lombok dan juga Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Bali.

"Rakor ini guna mencari skenario antisipasi atas dampak erupsi Gunung Agung bagi pariwisata," ujar Faozal dalam rakor di Kantor Dinas Pariwisata NTB, Kamis (30/11).

Faozal tidak menampik jika sistem buka-tutup bandara akan berdampak pada pembatalan penerbangan bagi setiap wisatawan di NTB. Mau tidak mau, para wisatawan memutuskan perpanjang masa tinggal jika tidak ingin menempuh jalur laut.

Menurut Faozal, hal ini harus bisa dimanfaatkan sektor pariwisata NTB guna memberikan pelayanan terbaik bagi para wisatawan terdampak. "Beri pelayanan terbaik kepada wisatawan yang tidak bisa terbang akibat pembatalan dan penutupan bandara," kata dia menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement