Kamis 30 Nov 2017 18:29 WIB

Pergerakan Tanah di Sukabumi Rusak 10 Rumah Warga

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Endro Yuwanto
Salah satu rumah yang rusak berat akibat bencana pergerakan tanah ditinggalkan pemiliknya di Desa Nagrak Jaya, Kecamatan Curug Kembar, Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (18/8).
Foto: Antara/Budiyanto
Salah satu rumah yang rusak berat akibat bencana pergerakan tanah ditinggalkan pemiliknya di Desa Nagrak Jaya, Kecamatan Curug Kembar, Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (18/8).

REPUBLIKA.CO.ID,  SUKABUMI -- Sebanyak sepuluh unit rumah warga di Kecamatan Curugkembar, Kabupaten Sukabumi, rusak akibat pergerakan tanah. Bencana tersebut terjadi setelah wilayah selatan Sukabumi diguyur hujan deras sejak beberapa hari terakhir.

Informasi yang diperoleh menyebutkan, bencana tersebut terjadi di Dusun Cihideung, Desa Sindangraja, Kecamatan Curugkembar. Fenomena pergerakan tanah ini mulai terjadi sejak Selasa (28/11) lalu.

Sekretaris Desa Sindangraja Deni Sukmaya mengatakan, dari hasil pemantauan di lapangan terdata ada sebanyak sepuluh rumah yang terdampak bencana pergerakan tanah. "Rinciannya, sebanyak enam unit rusak berat dan empat unit rusak sedang," kata dia kepada wartawan, Kamis (30/11).

Menurut Deni, warga yang rumahnya mengalami kerusakan berat untuk sementara telah mengungsi ke tempat lain yang lebih aman seperti kerabat maupun tetangganya. Rencananya, lanjut dia, warga yang rumahnya rusak berat tersebut akan direlokasi ke tempat lain. Namun, kata dia, pemerintah desa masih belum menentukan lokasi dan harus berkoordinasi dengan intansi terkait lainnya.

Deni mengungkapkan, bencana pergerakan tanah di wilayahnya sudah dua kali terjadi dalam waktu yang berdekatan. Terakhir, lanjut dia, bencana tersebut terjadi pada 1 Oktober 2017 lalu yang menyebabkan sebanyak sembilan unit rumah rusak berat, sepuluh unit rumah rusak sedang, dan sepuluh unit rumah terancam.

Bencana ini, lanjut Deni, terjadi pada saat wilayahnya diguyur hujan deras. Namun, kata dia, bencana tersebut sebelumnya tidak pernah terjadi di wilayahnya. Selain merusak rumah warga, pergerakan tanah juga merusak sekitar 25 hektare areal persawahan dan sejumlah ruas jalan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement