Rabu 29 Nov 2017 12:05 WIB

Walau Langit Cerah, Hujan Tetap Turun di Yogya

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fernan Rahadi
Tim SAR gabungan mengevakusi korban longsor di bantaran sungai Winongo, Gedongtengen, DI Yogyakarta, Selasa (28/11).
Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah
Tim SAR gabungan mengevakusi korban longsor di bantaran sungai Winongo, Gedongtengen, DI Yogyakarta, Selasa (28/11).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sebagian besar daerah di DI Yogyakarta memang sempat terang pada Rabu (29/11) pagi. Namun, rintik hujan tetap turun walau intensitasnya tidak menentu karena kadang gerimis tapi tiba-tiba bisa deras.

Hujan deras yang turun sejak Senin (27/11) malam sampai Selasa (28/11) dini hari sempat berhenti pada Rabu (29/11) pagi. Sayangnya, walau cuaca terbilang terang hujan belum berhenti turun di DIY.

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, telah menetapkan hari ini sebagai siaga darurat bencana. Hal itu disampaikan sebelum melakukan peninjauan lokasi langsung ke Sleman, Bantul dan Gunung Kidul.

Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah menyampaikan peringatan dini adanya siklon tropis Cempaka yang berada di perairan sekitar 32 kilometer selatan-tenggara Pacitan. Kekuatan siklon 65 kilometer per jam pada Selasa (28/11).

Dampak siklon tropis Cempaka telah diperkirakan menimbulkan cuaca ekstrim mulai dari hujan deras, angin kencang dan gelombang tinggi di laut. Hal ini selama beberapa hari terakhir di Jawa dan Bali.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat sepanjang Selasa (28/11) kemarin angin kencang telah mengakibatkan 106 titik pohon tumbang di sekitaran DIY. Ada pula 73 titik longsor hampir di lima kabupaten/kota.

Sedangkan, banjir terjadi di 64 titik yang terjadi di lima kabupaten/kota DIY. Sejumlah pos pengungsi pun telah berdiri yang sebagian besar didirikan di Kabupaten Kulonprogo dan Gunung Kidul.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement