Rabu 29 Nov 2017 05:05 WIB

Swastika Sampaikan Kesiapan Hadapi Erupsi ke Luhut

Warga mengungsi GOR Swecapura, Klungkung, Bali, Senin (27/11). Warga yang tinggal di kawasan rawan bencana erupsi Gunung Agung kembali mengungsi. Mereka mengungsi ke sejumlah titik penampungan menyusul peningkatan status Gunung Agung dari level siaga ke awas.
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Warga mengungsi GOR Swecapura, Klungkung, Bali, Senin (27/11). Warga yang tinggal di kawasan rawan bencana erupsi Gunung Agung kembali mengungsi. Mereka mengungsi ke sejumlah titik penampungan menyusul peningkatan status Gunung Agung dari level siaga ke awas.

REPUBLIKA.CO.ID, KUTA -- Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyampaikan kesiapan berbagai pihak di Pulau Dewata dalam menangani bencana erupsi atau letusan Gunung Agung kepada Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan. Laporannya itu disampaikan melalui video conference, Selasa (29/11).

Gubernur Pastika saat mengadakan video conference dengan Menteri Luhut di Ruang EOC Bandara Ngurah Rai, Bali, di Kuta, menyampaikan jika para pengungsi saat ini dalam keadaan baik. Orang nomor satu di jajaran Pemprov Bali itu juga menjamin jika untuk kesehatan para pengungsi tidak mengalami kendala. Dalam kesempatan tersebut, dia meminta kepada pemerintah pusat untuk dapat membantu logistik yang masih diperlukan guna menghadapi hal terburuk yang akan terjadi nantinya.

"Pengungsi saat ini relatif tenang, hal ini karena status Awas disampaikan pagi hari, sehingga masyarakat bisa tenang menuju lokasi pengungsian. Untuk kesehatan sendiri, dokter dari Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten, TNI, Polda Bali ikut membantu dan telah siap apabila diperlukan. Bedanya dengan sebelumnya, saat ini para pengungsi mulai masak sendiri," ujarnya.

Sampai saat ini Gunung Agung masih mengeluarkan abu vulkanik setinggi hampir 4.000 meter. Untuk masyarakat yang terdampak pada wilayah bahaya sudah mengungsi. "Mereka sudah masuk ke titik-titik pengungsian yang telah kita siapkan. Kebanyakan mereka berada di bangunan umum," ucap Pastika.

Mengenai ditutupnya Bandara Internasional Ngurah Rai, Pastika mengatakan jika pihaknya bekerja sama dengan bandara dan airline, terkait dengan penumpang yang akan berangkat dan menuju Bali disiapkan akomodasi maupun transportasi. Pastika mengatakan diperlukan sekitar 60 bus per harinya untuk penumpang menuju Surabaya maupun Jakarta begitupun jika ada untuk sebaliknya dari luar Bali menuju ke Bali sendiri.

"Untuk transportasi sendiri, kita butuh 60 bus per harinya untuk memberangkatkan penumpang ke Surabaya ataupun Jakarta dan begitu juga sebaliknya apabila ada yang ingin ke Bali. Saya juga minta dibantu kapal angkutan dari pelabuhan Benoa menuju Surabaya," ucapnya.

Dia menambahkan hari ini sudah diberangkatkan oleh Angkasa Pura dan otoritas pengelola pariwisata sebanyak 23 bus ke Surabaya. Untuk Pelabuhan Gilimanuk beroperasi seperti biasa. "Namun juga perlu diwaspadai apabila terjadi gelombang tinggi. Begitu juga penyeberangan ke Lombok ataupun sebaliknya," kata Pastika didampingi Kapolda Bali dan Kasdam IX/Udayana.

Terkait hal itu, Menteri Luhut memberikan apresiasi atas tindakan dan langkah yang diambil oleh Gubernur Bali, Kapolda Bali dan Kodam IX/Udayana dalam menghadapi bencana alam erupsi Gunung Agung, baik secara informasi serta evakuasi pengungsi. Turut hadir dalam kesempatan tersebut Danrem 163/Wirasatya, Kadis Pariwisata Provinsi Bali, Kadis Perhubungan Provinsi Bali, Kadis Komunikasi Informatika dan Statistik Provinsi Bali, GM Angkasa Pura 1, dan Kepala BMKG Ngurah Rai.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement