REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Bencana banjir bandang di Kecamatan Agrabinta, Kabupaten Cianjur menyebabkan dua orang warga yang merupakan pasangan suami-istri meninggal dunia. Dari dua orang tersebut baru satu jasad yang berhasil ditemukan dan satu lainnya masih dalam tahap pencarian petugas gabungan.
Informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur menyebutkan, kedua orang korban tersebut yakni Endin (67 tahun) dan istrinya Hobiah (50) warga Desa Mekarsari, Kecamatan Agrabinta. Keduanya terbawa arus Sungai Cisokan ketika akan menyeberang pada Senin (27/11) malam.
"Pasangan suami istri yang berprofesi petani ini mau pulang ke rumah dengan menggunakan rakit," ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) BPBD Kabupaten Cianjur, Ahmad Rifai kepada wartawan Selasa (28/11) sore.
Namun mendadak ada arus sungai yang besar yang menyebabkan keduanya terjatuh ke sungai dan ikut hanyut terbawa aliran air. Menurut Ahmad, kedua korban memaksakan diri menyeberang di tengah kondisi sungai yang arusnya cukup kencang. Pasalnya lanjut dia wilayah Cianjur dalam beberapa hari terakhir ini diguyur hujan deras.
Ahmad mengungkapkan, dari dua orang korban ini satu jenazah atas nama Hobiah sudah lebih dahulu diketemukan dalam keadaan meninggal dunia. Sementara suaminya hingga kini belum berhasil ditemukan dan menghilang sejak Senin malam.
Ahmad mengatakan, petugas BPBD dan relawan serta warga melakukan pencarian dengan menyusuri sungai Cisokan. Upaya pencarian, dia mengatakan, dilakukan dengan menggunakan perahu karet. Namun hingga kini jasad korban belum juga ditemukan.
Di sisi lain sambung Ahmad, banjir bandang di Agrabinta merendam puluhan rumah di di Desa Bojongkaso dan Desa Mekarsari. Dari pantauan petugas lanjut dia banjir tersebut pada Selasa sore sudah surut. Sebelumnya ketinggian banjir sempat mencapai setinggi lutut orang dewasa.