Selasa 28 Nov 2017 07:37 WIB

Tampung Lulusan SMP, Disdik Jabar Buat Pendidikan Jarak Jauh

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Bilal Ramadhan
Ahmad Hadadi.
Foto: Sandy Ferdiana/REPUBLIKA
Ahmad Hadadi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat, melalui Dinas Pendidikan terus berupaya agar penyelenggaraan pemerataan mutu kualitas layanan pendidikan bagi masyarakat. Terutama, untuk menampung lulusan SMP/MTs di Jabar.

Karena, menurut Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat, Ahmad Hadadi, hingga saat ini masih banyak lulusan SMP yang tak tertampung di SMA. Yakni, pada tahun ajaran 2014-2015, ada 703.747 siswa lulusan SMP di Jabar. Namun, yang tertampung di sekolah SMA hanya 469.567 siswa.

"Sementara sisanya, sebanyak 234.180 peserta didik tak dapat melanjutkan sekolah ke pendidikan menengah," ujar Hadadi kepada wartawan, Senin (27/11).

Oleh karena itu, menurut Hadadi, Disdik Jabar membuat satu terobosan baru. Yakni, dengan menggelar SMA Terbuka dan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) bagi SMK. Program ini menjadi penting dilakukan, karena masih dibawahnya Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan di Jabar, yaitu 76,6 persen dibandingkan Angka Partisapasi Murni (APM) nasional, yaitu 90 persen.

Program ini, kata dia, sudah bergulir. Untuk tahun ajaran 2017, ia telah menerima para peserta didik sebanyak 22.115 untuk jenjang SMA dan 13.400 untuk SMK, sehingga total 35.515 siswa yang tersebar di seluruh kota/kabupaten di Jawa Barat.

Hadadi mengatakan, kebijakan program sekolah terbuka untuk tahun ajaran 2018. Disdik Jabar, akan memprioritaskan kepada sekolah negeri dengan memaksimalkan ketentuan rombongan belajar (rombel) pada jenjang pendidikan SMA/SMK, yaitu 36 rombel untuk SMA dan 72 rombel untuk SMK.

Untuk memaksimalkan sekolah reguler, kata dia, perlu adanya upaya-upaya penyempurnaan diberbagai sektor, baik dalam bidang sarpras maupun bidang sumber daya manusia. Selain itu, kata dia, Dinas Pendidikan Jawa Barat akan melakukan optimalisasi untuk sekolah-sekolah swasta.

Sehingga, dengan jumlah sekolah SMA/SMK yang keberadaanya cukup besar di Jawa Barat, dapat memaksimal dapat pelayanan pendidikan. "Jangan sampai ada sekolah-sekolah yang jumlah muridnya dibawah lima puluh, tentu ini tidak sehat, maka untuk sekolah swasta akan kami bina hingga sekolah ini dapat optimal dan berkembang," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement