REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Bupati Bandung, Dadang M Naser mengungkapkan pengawasan yang lemah menjadi salah satu sebab terjadinya perkelahian antara siswa SD di Banjaran, yang mengakibatkan salah seorang siswa meninggal. Oleh karena itu, ia meminta agar Dinas Pendidikan lebih ketat dalam melakukan pengawasan kepada siswa.
"Perkelahian antar siswa itu lepas dari pengawasan, hingga mengakibatkan kecelakaan (meninggal). Ini menjadi perhatian," ujarnya, Senin (27/11).
Perkelahian antar siswa, menurut Dadang, juga akibat dampak negatif teknologi. Banyak siswa yang meniru adegan dari pertunjukan bela diri.
Dirinya berharap agar semua instansi terus memantau agar kasus tersebut tidak terulang lagi, termasuk di daerah lainnya. Katanya, ia mengakui kecolongan dalam peristiwa tersebut. "Di situ banyak orang tapi kejadiannya cepat. Semua merasa kecolongan," katanya. Ia mewanti-wanti agar tidak terjadi lagi perkelahian antar kampung, antar pelajar dan masyarakat harus bisa meredam hal tersebut.
Sementara itu, Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Bandung Kurnia Agustina menyayangkan kejadian itu. "Ini betul-betul menjadi pekerjaan rumah untuk kita dan Dinas Pendidikan," ungkapnya.
Siswa kelas 5 Sekolah Dasar (SD) Mekarjaya di Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, AM (11) tewas usai bertengkar dengan rekannya, AR (11). Kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 09.00 WIB, Sabtu (25/11) saat tengah berlangsungnya lomba Hari Guru yang berlangsung.
"Mereka yang tengah menonton lomba senam kemudian berkelahi di lapang sekolah," ujar Kapolsek Banjaran Kompol Susi Rachmi, Sabtu (25/11). Katanya, saat korban dibawa ke rumah sakit dalam perjalanan tewas.