Senin 27 Nov 2017 15:56 WIB

Aher Sebut Hak-Hak Guru Harus Dapat Perhatian Khusus

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Padat. Pengujung pameran memadati hari pertama pembukaan pameran hari guru nasional 2017 di  Plaza Insan Berprestasi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Jumat (24/11).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Padat. Pengujung pameran memadati hari pertama pembukaan pameran hari guru nasional 2017 di Plaza Insan Berprestasi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Jumat (24/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menilai guru menjadi faktor penting dalam kemajuan sebuah bangsa. Alhasil, untuk mendukung kinerja guru dalam melakukan aktifitas pendidikannya, diperlukan perhatian khusus terhadap hak-hak guru.

"Alhamdulillah baru saja memperingati hari guru nasional yang diperingati setiap 25 November, tentu guru menjadi faktor penting dalam kemajuan sebuah bangsa," ujar Ahmad Heryawan yang akrab disapa Aher dalam peringatan Hari Guru Nasional, di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (27/11).

Aher mengatakan, perhatian yang harus diberikan kepada guru agar kualitas mendidiknya semakin meningkat. Salah satunya, dengan memberikan pelatihan hingga kesejahteraan.

Oleh karena itu, kata dia, perhatian kepada guru harus dilakukan agar kualitasnya tetap baik dan prima ketika mengajar. Kemudian, salah satunya adalah dengan memperhatikan profesionalisme semua guru.

"Guru harus diberikan pelatihan-pelatihan, termasuk memerhatikan kesejahteraan mereka," kata Aher.

Dengan terus meningkatkan profesionalitas dan kesejahteraan para guru oleh pemerintah, diharapkan para guru dapat optimal dalam melakukan aktifitas pengajaran, baik pendidikan akademik amupun moralitas.

Aher pun memastikan, sudah melakukan upaya-upaya tersebut. Terlebih Semenjak Januari 2017 lalu, berdasarkan pada UU 23 Tahun 2014, Pemprov diberi kewenangan untuk mengelola SMA/SMK.

"Alhamdulillah kami sudah mengelola, untuk melanjutkan dari Kabupaten/kota, untuk menghadirkan pemerataan kualitas, agar kualitas di daerah akan mendekati atau sama dengan di kota," katanya.

Menurut Aher, pihaknya pun sudah sejak jauh-jauh hari sebelum diberi mandat untuk mengelola SMA/SMK, telah melakukan upaya pemerataan distribusi guru, hingga ke daerah T3 atau daerah tertinggal, terpencil, terluar di Jabar.

"Kami sudah lama memberikan perhatian kepada guru-guru di kawasan terpencil, jauh sebelum ada penugasan provinsi untuk mengelola SMA/SMK, sudah ada, provinsi sudah mengalokasikan," katanya.

Selain itu, kata dia, Pemprov Jabar sudah menggagas pemerataan kualitas pendidikan di Jabar, tapi juga telah menggagas sekolah ramah anak. Yakni, sebuah sekolah berbasis ramah anak, tidak ada kekerasan, sehingga guru akan menjadi orang tua murid saat di sekolah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement