Senin 27 Nov 2017 15:21 WIB

Penerbangan Batal, Penumpang Kecewa

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Winda Destiana Putri
Penumpang berjalan menuju pesawat di apron Bandara Lombok International Airport (LIA) di Praya, Lombok Tengah, NTB, Selasa (23/5). Berdasarkan data pihak otoritas Bandara LIA jumlah penumpang pada 2016 di LIA terca
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Penumpang berjalan menuju pesawat di apron Bandara Lombok International Airport (LIA) di Praya, Lombok Tengah, NTB, Selasa (23/5). Berdasarkan data pihak otoritas Bandara LIA jumlah penumpang pada 2016 di LIA terca

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK TENGAH -- Bandara Internasional Lombok (BIL) di Praya, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) kembali beroperasi pada Senin (27/11) pukul 06.00 WITA. Sebelumnya, bandara ini sempat ditutup sementara pada Ahad (26/11) pukul 17.55 WITA hingga Senin (27/11) pukul 06.00 WITA akibat erupsi Gunung Agung di Bali.

Meski sudah beroperasi sejak pagi, namun sejumlah maskapai seperti Garuda Indonesia dan AirAsia memilih membatalkan penerbangan. Seorang penumpang Garuda Indonesia rute Lombok-Jakarta, Farhan (18) mengaku kecewa dengan pembatalan ini.

Warga Desa Sesela, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat, NTB ini menyayangkan ketidakjelasan informasi yang didapat dari pihak maskapai. Farhan sendiri dijadwalkan terbang pukul 06.50 WITA. Saat tiba di bandara diberitahu penerbangannya ditunda hingga pukul 09.20 WITA. Begitu pukul 09.20 WITA, ia baru diberitahu bahwa penerbangannya dibatalkan.

"Saya mengerti kalau alasan keselamatan, tapi harusnya diberikan informasi yang jelas, agar bisa mencari alternatif," ujar Farhan saat ditemui di Bandara Internasional Lombok, Senin (27/11).

Padahal, lanjut Farhan, ia sudah menghubungi pihak call center maskapai terkait pada malam sebelumnya menanyakan status penerbangannya, dan diminta untuk datang ke bandara. Menurut Farhan, pemberitahuan mendadak menyulitkan penumpang untuk mencari alternatif penerbangan lain.

"Tadi begitu dibatalkan, langsung buru-buru cari pesawat lain tapi sudah habis semua," lanjut Farhan.

Farhan yang bekerja sebagai penerjemah Bahasa Jepang hendak ke Jakarta untuk menjadi penerjemah tamu dari Jepang di sebuah pabrik di Jakarta. Namun, hal ini terpaksa ia urungkan mengingat pembatalan penerbangan.

"Saya ada tugas jadi penerjemah selama tiga jam pada hari ini, namun karena sudah tidak memungkinkan ya terpaksa batal. Kecewa sih, tapi maklum juga karena alasan keselamatan karena saya juga tahu kondisi di Gunung Agung," kata Farhan menambahkan.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement