REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Ketua Umum Serikat Nasional Perkerisan Indonesia (SNKI), Fadli Zon berharap muncul penulis-penulis baru yang fokus menulis tentang perkerisan di tanah air. Sebab menurutnya buku-buku yang membahas tentang keris masih terbilang jari.
"Kita memang perlu buku-buku perkerisan itu, supaya bisa mengedukasi. Tapi buku yang lebih spesifik membahasnya seperti keris jawa, keris Lombok, keris Madura sehingga ini menjadi identitas kultural dan mengapresiasi pengrajin keris," tutur Fadli Zon usai membuka Keris Fest 2017 di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakartapada Sabtu (25/11).
Fadli Zon juga berharap semakin banyak masyarakat yang mengoleksi keris. Terlebih, kata dia, keris telah menjadi warisan budaya Indonesia yang diakui oleh UNESCO sejak 2005 lalu.
Dilain sisi, dia meminta agar pengrajin-pengrajin keris dapat menghasilkan keris yang lebih berkualitas sehingga menarik minat masyarakat baik dalam maupun luar negeri untuk ikut menjadi kolektor keris.
"Kita berharap nantinya ada narasi deskripsi baik keris sepuh maupun keris baru sehingga orang mengoleksinya dengan mudah memahami dan nyaman," katanya.
Keris Fest 2017 sendiri memamerkan 1.000 keris lebih yang merupakan keris-keris peninggalan kerajaan. Keris Fest 2017 ini berlangsung mulai 25 hingga 28 November 2017.