REPUBLIKA.CO.ID, TEMANGGUNG -- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendorong para pelaku kopi di Temanggung untuk mengekspor kopi langsung ke seluruh dunia. "Kami mendorong agar pelaku kopi bisa jualan langsung ke seluruh dunia," katanya pada Pergelaran Warisan Budaya Perkebunan di rest area Kledung, Kabupaten Temanggung, Sabtu (25/11).
Kabupaten Temanggung merupakan penghasil kopi terbesar di Jawa Tengah dan selama ini kopi Temanggung sering mendapat juara dalam kontes kopi tingkat nasional maupun internasional. Ganjar menuturkan kemarin bertemu dengan para duta besar di Jakarta, difasilitasi oleh Menteri Luar Negeri dan di pertemuan tersebut menyebutkan salah satu potensi jateng adalah penghasil kopi.
"Juara potensi Jateng saya sebutkan yang sudah siap dan anda suka adalah kopi dan kopi itu berasal dari Temanggung," katanya.
Ia menuturkan masyarakat Jateng, khususnya Temanggung jagoan soal kopi, tetapi mengolahnya belum bisa, paling andalannya kopi tubruk yang dijual hanya Rp 3.000 per cangkir.
"Tetapi begitu dibuat expreso, capocino dijual di hotel harganya bisa mahal bisa mencapai Rp 160 ribu per cangkir. Mengapa bisa mahal sekali, karena ada cara memasak yang mengikuti selera lidah setiap orang, ternyata hal ini juaranya adalah Italia. Mari kita belajar bagaimana cara mengolahnya," katanya.
Ia mengatakan pada 2005 berkunjung ke Polandia, yang menarik di sana itu ada dua jenis kopi yang terkenal, yakni luwaks coffee dan java coffee. Kedua jenis kopi ini dari sini. Ia menyampaikan harga kopi luwak termahal di dunia karena luwak tidak akan makan biji kopi sembarangan, tetapi memilih yang sudah merah, yang sudah siap panen.
Selain kopi, katanya Temanggung juga memiliki kekayaan yang luar biasa, yakni tembakau.
"Tembakau jangan dihilangkan, tembakau itu komoditas yang luar biasa. Cara berpikirnya mesti dibalik, mari kita produksi sebanyak-banyaknya untuk menyerbu tempat lelang tembakau di Bremen," katanya.