REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan, M Romahurmuziy mengatakan, partainya kemungkinan besar akan mengusung pasangan Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur 2018. Romi, sapaan akrab Romahurmuziy, beralasan pasangan itu cukup merepresentasikan kebutuhan elektabilitas sesuai warna demografi Jawa Timur yang secara tradisional terbagi dalam empat daerah, yakni Jawa Mataraman, Pantura atau Arek, Madura Pulau, dan Pendalungan.
"Bu Khofifah ini orang Surabaya yang merupakan representasi derah pantura serta Pendalungan yang relatif mengarah pada komunitas santri,'' katanya.
Khofifah, kata Romi, butuh pasangan dari daerah Mataraman yang merupakan daerah abangan. Oleh karena itu, Emil yang dipilih. ''Ingat selama 10 tahun Jawa Timur dipimpin orang dari komunitas abangan, yaitu Pakde Karwo," kata dia.
Lebih dari itu, lanjut Romi, sebanyak 27 persen pemilih dalam Pilkada 2018 di Jawa Timur adalah generasi muda milenial atau yang lahir pada tahun 1990 ke atas. Kalangan itu diwakili oleh Emil yang saat ini berusia 33 tahun.
"Emil juga memiliki pengalaman profesional dan kompetensi karena dia menekuni studi perencanaan wilayah selama kuliah di Jepang,'' katanya. ''Kami melihat ini menggenapi kemampuan Bu Khofifah yang latar belakang kompetensinya lebih ke kesejahteraan masyarakat dan keormasan.''
Romi mengakui dua nama calon gubernur Jawa Timur, yakni Khofifah dan Saifullah Yusuf sama-sama kader dari Nahdlatul Ulama (NU). Keduanya juga sama-sama pernah melakukan komunikasi dengan partainya. Romi menilai baik Khofifah maupun Saifullah sama-sama memiliki elektabilitas yang kuat sehingga tidak bisa serta merta memutuskan siapa yang lebih unggul.