Jumat 24 Nov 2017 17:33 WIB

Di Kota Bandung, Atap Sekolah Ambruk Timpa Siswa SD

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Teguh Firmansyah
Atap sekolah ambruk (ilustrasi).
Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Atap sekolah ambruk (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Atap plafon ruang kelas IV SD Perumnas Cijerah 182 Kota Bandung roboh akibat kualitas bangunan yang tidak memenuhi standar. Akibatnya, sebanyak 30 siswa kelas IV yang tengah melaksanakan kegiatan belajar mengajar tertimpa reruntuhan dan harus dilarikan ke rumah sakit Avisena Cimahi, Jumat (24/11).

Kepala Sekolah SD Perumnas Cijerah 182 Kota Bandung, Sutimah mengatakan kejadian tersebut berlangsung sekitar pukul 10.30. Saat itu katanya terdengar suara brug dari lantai dua dan diikuti teriakan anak-anak. Saat itu juga mereka dilarikan ke rumah sakit untuk diperiksa akibat terkena reruntuhan.

"Kami langsung bawa anak-anak ke RS Avisena takut kenapa napa," ujarnya, Jumat (24/11).

Berdasarkan pemeriksaan sekitar satu jam oleh dokter, satu orang terluka dan harus dijahit di bagian kepala.

Sementara tiga orang lainnya mengalami luka memar.  Sedangkan siswa yang tidak mengalami luka diperbolehkan kembali ke sekolahnya.

"Takutnya ada yang terluka parah, terus anak-anak pada kena debu makanya dibawa ke rumah sakit. Hasil diperiksa, satu anak dijahit di kepala, serta tiga anak mengalami memar dan lecet di kaki," katanya.

Ia menuturkan,runtuhnya atap plafon kelas disebabkan sudah lapuk. Sedangkan pihak sekolah rencananya akan merehab kelas ini pada 2018. "Kelas terakhir direhab sekitar tahun 2011, ketika saya belum menjabat kepala sekolah di sini," ungkapnya.

Menurutnya, kegiatan belajar siswa kelas IV saat ini harus dipindah sementara. Sementara siswa yang mengalami luka, pihak sekolah membolehkan istirahat di rumah untuk memulihkan kondisinya.

Kapolsek Bandung Kulon, Kompol Kasmilan mengungkapkan, pihaknya telah menerima laporan adanya kejadian ambruknya atap salah satu kelas di SD Perumnas Cijerah 182 Kota Bandung. "Menurut keterangan saksi, kejadiannya menjelang shalat Jumat. Saksi mendengar ada suara gemuruh tembok penyangga genting yang runtuh menimpa enternit, kemudian jebol dan menimpa siswa," ungkapnya.

Dia menyatakan, berdasarkan keterangan saksi bangunan penyangga tiang ke atap genting tidak diberi besi, tapi hanya ditembok saja sehingga gampang roboh ketika ada getaran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement