REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Pada Rabu(22/11) pukul 15.58 WIB telah terjadi longsoran akibat tingginya curah hujan di jalur KA antara Stasiun Cipeundeuy dan Bumiwaluya. Sebanyak delapan titik di jalur tersebut tertimbun longsoran dan tidak dapat dilalui KA. Longsoran tersebut menutup delapan titik jalur KA dengan panjang dan tinggi timbunan antara 10-100 meter dengan ketinggian 1-7 meter. Akibatnya, penumpang dari tiga KA yakni Argo Wilis, Pasundan dan Serayu yang tertahan di Stasiun Cipeundeuy dan Tasikmalaya karena tak bisa melewati jalur tersebut terpaksa dialihkan perjalanannya menggunakan bus oleh pihak PT KAI.
Atas bencana alam yang mengakibatkan keterlambatan perjalanan KA ini, PT KAI menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada seluruh pengguna jasa KA. ''Kami mohon maaf kepada penumpang baik yang perjalanannya mengalami keterlambatan atau yang mengalami pembatalan perjalanan. Bagi yang mengalami.pembatalan perjalanan, silakan mengambil kembali bea tiketnya 100% di loket dengan menunjukkan boarding pass asli dan kartu identitas di loket stasiun keberangkatan,''ujar Dirut KAI, Edi Sukmoro dalam siaran pers yang diterima Republika, Jumat (24/11).
Beberapa perjalanan KA juga harus berjalan memutar ke jalur utara yang mengakibatkan waktu tempuh perjalanan menjadi lebih lama. Beberapa perjalanan KA bahkan mengalami pembatalan dan KAI mengembalikan 100 persen bea perjalanan kepada seluruh penumpang yang perjalanan KA-nya dibatalkan.
Untuk mengatasi gangguan perjalanan ini, pihak PT KAI telah melakukan usaha normalisasi jalur selama 1x24 jam sejak kejadian. Dengan mengerahkan tiga unit alat berat dan dibantu oleh pihak TNI dan warga sekitar, akhirnya pada Kamis (23/11) pukul 19.30 WIB, jalur tersebut dinyatakan aman dilalui KA. KA pertama yang melintas jalur tersebut adalah Malabar (Bandung-Malang) yang melintas di lokasi pada Jumat (23/11) pukul 03.23 WIB dini hari dengan kecepatan yang masih dibatasi, 5 km/jam untuk keamanan perjalanan KA. Sehingga, hingga saat ini keterlambatan perjalanan KA yang melintas di jalur tersebut masih akan terjadi sampai dinyatakan aman untuk dilintasi dengan kecepatan normal.
Edi Sukmoro menyampaikan bahwa selama ini titik-titik rawan di Daerah Operasi 2 Bandung selalu diawasi dengan ditempatkan 169 petugas penjaga daerah rawan. ''Puji syukur, kejadian kemarin itu pun dapat segera ditemukan oleh petugas penjaga daerah rawan sehingga penanganannya bisa segera kami lakukan,'' ungkap Edi. Menurutnya, pada saat kondisi curah hujan tinggi, petugas PT KAI akan meningkatkan frekuensi pemeriksaan untuk memastikan kondisi prasarana agar tetap aman dilalui kereta api.