REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sosial Khofifah Indar Parawangsa dipastikan akan maju dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) Gubernur Jawa Timur. Dia telah mendapat banyak dukungan dari sejumlah partai untuk maju bersama Bupati Trenggalek Emil Dardak. Artinya Presiden Joko Widodo dipastikan harus mencari pengganti Khofifah yang selama ini dianggap santun dan merakyat ketika menjabat sebagai seorang Menteri Sosial.
Ketua Komisi II DPR Zainudin Amalimengatakan, Presiden memiliki hak prerogatif dalam melakukan pergantian para menteri, termasuk untuk jabatan Menteri Sosial. Namun, Zainudin berharap sosok yang nantinya akan menggantikan Khofifah harus paham dengan program Nawacita yang diusung pemerintah.
Dia pun harus bisa beradaptasi dengan sistem kerja pemerintah yang turun ke rakyat dan langsung mendengar kebutuhan masyarakat. "Sebaiknya dicarikan figur yang mau turun langsung ke bawah mengurusi masalah-masalah sosial, bukan yang hanya duduk di belakang meja mengomandani kementriannya," kata Zainudin, Jumat (24/11).
Zainudin mengatakan, sejuah ini kinerja dari Khofifah sudah cukup baik dalam menjalankan Kementerian Sosial dengan berbagai program yang dimandatkan Jokowi. Maka pengganti Khofifah diharap tidak banyak melakukan perombakan program kerja karena waktu pemerintahan tidak dua tahun lagi.
Kementerian Sosial masih dituntut untuk bisa mencapao target dalam merealisasikan pengentasan kemiskinan dan memperkecil kesenjangan sosial yang ada pada masyarakat. "Tentu menteri sosial ini (yang baru) harus bisa berkoordinasi dan bersinergi dengan kementrian terkait lainnya untuk mengurangi angka kemiskinan dan mengatasi kesenjangan ini," ujar Zainudin.
Namun, hingga saat ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku belum menerima surat resmi pengunduran diri Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa. Khofifah berencana maju dalam pemilihan gubernur Jawa Timur 2018. Majunya Khofifah di kontestasi pilgub Jatim membuatnya harus mundur dari Kabinet Kerja Presiden Jokowi.
"Belum sampai ke saya, belum ke saya, suratnya belum sampai ke saya," kata Jokowi setelah membuka Munas Alim Ulama Nahdlatul Ulama Konbes Nahdlatul Ulama di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis (23/11).
Penegasan itu disampaikan terkait telah diusungnya Khofifah oleh beberapa partai sebagai calon gubernur Jawa Timur (Jatim). Tercatat, Partai Demokrat bersama Hanura, Nasdem, Golkar, dan PPP berkoalisi mengusung menteri sosial tersebut sebagai calon gubernur Jatim.
Khofifah diusung oleh sejumlah partai berdampingan dengan Emil Dardakmenuju kursi Jatim 1 dan Jatim 2. Perempuan asal Surabaya itu pernah dua kali kalah bertarung dalam pemilihan gubernur Jatim, yakni pada 2008 dan 2013.