Jumat 24 Nov 2017 08:15 WIB

Anjungan Daerah TMII Diminta Lebih Tonjolkan Kekhasan

 Wisatawan Domestik berekreasi di Anjungan Provinsi Sumatera Barat Taman MIni Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Selasa (1/8).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Wisatawan Domestik berekreasi di Anjungan Provinsi Sumatera Barat Taman MIni Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Selasa (1/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anjungan daerah di Taman Mini Indonesia Indah menjadi atraksi yang menarik bagi pengunjung. Untuk meningkatkan minat pengunjung, tiap daerah diharapkan aktif menonjolkan kekhasan daerahnya masing-masing.

Koordinator kelompok kerja wartawan atau anggota Press Room DPRD Kalimantan Selatan Syamsuddin Hasan menyarankan, agar anjungan provinsinya di TMII Jakarta juga lebih menonjolkan kekhasan daerah. "Kekhasan itu terutama dari tata kelola lingkungan anjungan, seperti dalam hal tanaman/tumbuhan," ujarnya di Jakarta, Jumat (24/11).

Sebagai contoh, selain pohon kasturi (Manggo Fera Delmy), kalangkala (kalangkala sp), dan kuini (Mangga Kuini), juga papakin/pampakin (termasuk keluarga durian, warna kulit dan daging buah kuning). Kemudian pohon gitaan (gitaan sp) tumbuhan yang merambat berbuah warna kuning ketika masak dengan rasa asam manis, sangkuang (sangkuang sp) yang biasa tumbuh/hidup di tepi sungai di Kalsel atau Kalimantan pada umumnya.

Selain itu, tanaman/pohon pisang, seperti pisang awa (pisang yang berfungsi sebagai pengobatan/mencegah mag), manggala (pisang yang banyak biji), paikat (rotan) dan pisang emas (buahnya juga bernilai magic). Sebagai contoh pinang botol dan tanaman hias lain mungkin cukup satu atau pohon, kalau memang mau dan tidak ingin terkesan ketinggalan zaman, lanjut mantan Ketua Umum Ikatan Pers Mahasiswa Indonesia (IPMI) Cabang Banjarmasin dengan wilayah Kalsel dan Kalteng itu.

Kemudian miniator budaya kehidupan urang Banjar Kalsel, seperti rumah lanting, mendulang intan, serta perahu tambangan, saran laki-laki berusia 70 tahun dan aktif meliput kegiatan DPRD provinsi tersebut sejak tahun 1983.

Hal lain yang kalah penting, lanjut Syamsuddin, kegiatan rutin yang kemudian bisa menjadi kalender wisata pada anjungan Kalsel di TMII. "Kita berkeyakinan kalau kalender kegiatan, bukan saja menambah kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara (wisnus dan wisman) ke anjungan kita di TMII, tetapi bisa besar efek positif untuk kemajuan Kalsel," demikian Syamsuddin Hasan.

Hilda dari Sub Bidang Promosi Anjungan Perwakil Pemprov Kalsel di Jakarta yang menerima rombongan dari Banjarmasin itu, menerangkan, di kawasan lingkungan anjungan tersebut sudah ada beberapa tanaman/pohon khas daerah Banjar Kalsel. Ia menerangkan, tanaman/ pohon khas daerah Banjar Kalsel tersebut yaitu kasturi, rambutan antalagi dan garuda, serta kalangkala.

Mengenai bangunan rumah Banjar Kalsel dengan arsitek bubungan tinggi, dia mengatakan, pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kalsel sudah mendata buat perwajahan supaya lebih menarik. Sedangkan fisik bangunan yang mempunyai ciri khas tersendiri tak akan mengalami perubahan, kecuali sifatnya perawatan/pemeliharaan, karena sudah berusia 50 tahun dan masuk kategori cagar budaya, demikian Hilda.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement