Kamis 23 Nov 2017 05:12 WIB

Pemprov Jabar Bersama KLHK Cegah Banjir Garut Terulang

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Hazliansyah
Suasana pasca banjir bandang di Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Kamis (22/9).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Suasana pasca banjir bandang di Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Kamis (22/9).

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar upaya mencegah banjir bandang di Garut untuk tidak kembali terulang tidak lepas dari peran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Ia menyebut KLHK berperan besar dalam rehabilitasi lahan dan hutan di daerah hulu aliran Sungai Cimanuk, Kabupaten Garut. Ia menilai rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk turut bermanfaat bagi pencegahan banjir di wilayah lain.

"Sebab Cimanuk mengalir ke wilayah Sumedang, Indramayu, Majalengka hingga ke Waduk Jati Gede tersebut bisa dikawal secara sinergitas, baik oleh pemerintah provinsi maupun kabupaten. Sehingga tidak terjadi malapetaka banjir bandang seperti tahun 2016 lalu," katanya ketika mendatangi DAS Cimanuk bersama KLHK di Padaawas, Pasirwangi, Garut, Rabu (22/11).

Ia berharap bencana banjir bandang Garut bisa dihindari. Sebab kerugian akibat bencana itu terbilang masif. Tak hanya kerugian materil, kerugian korban jiwa pun ikut diderita.

"Banjir mengakibatkan kerugian materi hingga Rp 300 miliar lebih dan puluhan korban jiwa melayang. Bahkan hingga saat ini ada yang belum diketemukan," ujarnya.

Sebagai upaya antisipatif, ia menyebut Pemprov Jabar menerapkan program 5T yang fokus dalam pengelolaan lingkungan. Contohnya tidak menebang pohon di hulu sungai dan tidak membuang limbah industri serta limbah rumah tangga sembarangan.

"Karena air merupakan sumber kehidupan yang harus dijaga dan dilestarikan oleh seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat,tidak pandang bulu," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement