REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Sulitnya mengurus perizinan dan susahnya mendapat akses modal bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) menjadi persoalan utama pertumbuhan UMKM di Kota Tangerang. Hal tersebut dirasakan salah satu pelaku UMKM, yakni Sutri Mulyani, pemilik UMK yang bergerak di bidang pembuatan roti.
Wanita yang akrab disapa Ani ini mengaku masih memiliki permasalahan untuk peminjaman modal baik di bank maupun lembaga peminjaman yang dikelola pemerintah. "Permodalan pasti (sulit), kalau cari pinjaman seperti bank," ujar dia saat ditemui Republika di Moderland, Kota Tangerang, Rabu (22/11).
Pinjaman yang sulit juga dibarengi dengan urusan perizinan yang dinilai rumit oleh pemilik usaha roti Alyaa Bakery ini. Sebelum mengurus pun, kata dia, sudar terbayang bagaimana harus berurusan dengan birokrasi yang dinilai dia sangat berbelit-belit.
"Perizinan sejauh ini belum, awal-awal pikirannya pasti ribet, malas urusannya sama birokrasi," jelas dia.
Sebab itulah, kata dia, usaha yang dia jalani lebih dahulu mengurus sertifikasi halal ketimbang izin usaha. Ani lebih memilih mengajak rekan-rekannya untuk menanam modal ketimbang untuk meminjam di bank atau lembaga pemerintahan yang menawarkan pinjaman modal.
"Akhirnya untuk atasi permodalan itu harus join dengan teman,"
Susahnya akses modal tersebut dibenarkan oleh Kepala Bidang Usaha UMKM Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang, Sarmili. Ia mengatakan masalah permodalan masih menjadi masalah utama dalam perkembangan UMKM di Kota Tangerang. Permodalan yang tidak mendapat pengawalan ketat menjadi permasalahan inti.
Oleh sebab itu, kata Sarmili, untuk ke depan Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang akan menyiapkan database UMKM yang ada di Kota Tangerang. Setelah terkumpulnya data tersebut, lanjut dia, UMKM yang sudah masuk dalam database akan mendapatkan pembinaan dan kemudahan dari akses modal untuk mendapatkan pembinaan penggunaan modal yang baik dan benar dari Dinas Koperasi dan UKM.
Masih terkait masalah modal, Sarmili menjelaskan bank keliling yang menawarkan pinjaman dengan mudah namun dengan bunga tinggi juga menjadi masalah dalam perkembangan UMKM di Kota Tangerang. Oleh karena itu, kata dia, target dari Dinas Koperasi dan UKM ke depan adalah menghapus adanya bank keliling yang dinilai justru menghambat perkembangan UMKM ini.
"Itu target kami ke depan, saya berharap dan pak walikota juga mendorong agar bank keliling ini bisa kita hapus dengan kesadaran," kata dia lagi.
Sarmili mengatakan, Dinas Koperasi dan UKM akan mencoba menanamkan kesadaran kepada pelaku UMKM untuk melakukan pinjaman modal yang tidak merugikan. Saat ini, kata dia, pemerintah telah banyak memberikan fasilitas pinjaman modal untuk UMKM.