REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Gempa berkekuatan 5,3 skala richter (SR) mengguncang Nias Utara, Sumatra Utara, Selasa (21/11) pagi tadi. Gempa dengan kedalaman 15 kilometer di 52 kilometer barat laut Provinsi Sumatera Utara terjadi sekitar pukul 06:41 WIB.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan gempa tersebut tidak berpotensi tsunami. Selain itu gempa juga menurutnya tidak menimbulkan kerusakan yang berarti.
Gempa tidak berpotensi tsunami, tidak ada korban, tidak ada kerusakan, aktivitas masyarakat juga normal, terang Sutopo dalam siaran persnya, Selasa (21/11). Posko BNPB Kabupaten Nias Utara, ujar Sutopo merasakan getaran lemah akibat gempa tersebut selama empat detik di Kabupaten Nias Utara. Gempa juga dirasakan lemah selama dua detik di Kabupaten Nias Barat.
Sebelumnya lanjut Sutopo, gempa berkekuatan 5,7 SR dengan kedalaman 10 kilometer di 37 kilometer barat laut juga sempat terjadi di Pulau Morotai Provinsi Maluku Utara pada Sabtu (18/11) malam sekitar pukul 23:07 WIB. Akibatnya beberapa bangunan rusak dan juga menimbulkan korban jiwa. Satu orang meninggal dunia dan 294 bangunan rusak akibat gempa bumi, jelasnya.
Kerusakan tersebut menimpa rumah-rumah warga di lima desa, di antaranya tujuh rumah rusak di Desa Posi-Posi, 56 rumah rusak berat dan 6 gereja rusak ringan di Desa Leo-Leo Rao. Selanjutnya, 54 rumah, dua gereja dan satu puskesmas rusak berat di Desa Aru Burung.
Di Desa Lou Madoro, terdapat 47 rumah rusak berat, 90 rumah rusak ringan, tiga gereja rusak ringan, satu SD rusak ringan dan 1 pustu rusak ringan. Desa lainnya yakni Desa Saminya Mao dan Desa Waya Bula di Kecamatan Morotai Selatan Barat Kabupaten Pulau Morotai Provinsi Maluku Utara.
Total kerusakan akibat gempa bumi, 160 rumah rusak berat, 11 rumah rusak sedang, 108 rumah rusak ringan, 1 pustu rusak berat, 12 gereja dan satu sekolah dasar rusak ringan, kata Sutopo.