Senin 20 Nov 2017 23:32 WIB

Jokowi Diprotes Walikota Solo

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nidia Zuraya
Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo (kanan) dan Presiden Joko Widodo.
Foto: Antara/Ismar Patrizki
Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo (kanan) dan Presiden Joko Widodo.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo mengaku pernah memprotes langsung pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait banyaknya lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang banyak menganggur. Kala itu Jokowi menyebut pengangguran di Indonesia sekitar 35 persennya merupakan lulusan SMK.

Rudyatmo pun langsung memprotes hal tersebut, sebab menurutnya banyaknya lulusan SMK yang menganggur tak lepas dari minimnya perhatian Pemerintah. "Ini saya protes berat, kalau tidak (mau) nganggur negara ya intervensinya harus jelas. Jadi saya protesnya begini, pak (Jokowi) SMK nganggur itu karena hasil kerjanya nggak ada yang presisi, karena alatnya tahun 1937 masih dipakai, jadi kalau suruh bubut itu ujungnya bagus belakangnya gede," tutur Rudyatmo disela-sela wisuda perdana mahasiswa AK-Tekstil Solo, Senin (20/11).

Sebab itu dengan keberadaan SoloTechno Park, menurutnya, jadi sarana bagi lulusan-lulusan SMK untuk mendapatkan pelatihan dan pengalaman bekerja di industri. Sehingga diharapakan selepas mendapat pelatihan di Solo Techno Park, siswa SMK bisa memiliki kemampuan mumpuni dan berguna untuk pengembagnan industri.

Dilain sisi, kata Rudyatmo, berdirinya Akademi Komunikasi Tekstil Solo juga turut mendorong lahirnya tenaga kerja yang terampil dan berkualitas untuk digunakan di industri tektil Tanah Air. "STP ini untuk menyemangati teman-teman SMK yang belum dapat kerja agar training dulu," katanya.

Sebanyak 102 mahasiswa Akademi Komunitas Tekstil Solo diwisuda pada Senin (11/20). Ini merupakan wisuda perdana bagi kampus yang berdiri pada 2015 lalu. Diantara mahasiswa yang diwisuda tersebut, sebanyak 23 mahasiswa dari lulusan program studi teknik pembuatan benang, 25 mahasiswa dari program studi teknik pembuatan kain tenun, dan 54 mahasiswa dari program studi tekni pembuatan industri garmen.

Dari 102 wisudawan, sebanyak  37 mahasiswa memperoleh predikat cumlaude, 57 mahasiswa dengan predikat sangat memuaskan dan delapan mahasiswa dengan predikat memuaskan sedang hanya satu yang mendapat predikat cukup memuaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement