REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Tubuhnya kecil, tak seperti balita seusianya. Warna kulitnya sudah pucat. Nafasnya sangat pelan. Di sebuah rumah sakit Suriah, bayi bernama Israa al-Masri itu tak lagi menunjukkan mata coklatnya. Tubuh kurusnya terbujur kaku, tanda telah tutup usia, pada 2014.
Tak ada bekas luka. Tubuhnya bersih. Dia meninggal bukan karena penyakit, tapi kelaparan, penyebab kematian yang sangat menyakitkan, menyedihkan, dan memprihatinkan. Masih ada kisah bayi lainnya yang bernasib sama.
Suriah mengalami konflik politik yang luar biasa. Militer mengarahkan senjatanya secara acak kepada siapa pun yang dicurigai sebagai pemberontak. Ibu yang berlari menggendong balita yang menagis larena lapar pun tak lepas dari kekeran senjata laras panjang mereka. Banyak kantor berita internasional menginformasikan, para ibu itu berlari untuk menjangkau bantuan pangan dari lembaga kemanusiaan.
Kisah yang sangat humanistis itu merupakan pembuka bab IV buku berjudul Negara Makar Terhadap Pangan yang diterbitkan Rodapublika. Pengarangnya adalah pegiat pangan yang juga dosen Universitas Diponegoro Semarang Dr Widhi Handoko. Suriah dalam pandangannya merupakan contoh negara makar terhadap pangan sehingga rakyatnya dibiarkan hidup dalam kesengsaraan.
Mungkin banyak orang menganggap persoalan pangan hanya sementara, kecil, sederhana, sebatas isi perut, dan tidak memerlukan perhatian besar. Kisah Suriah di atas menunjukkan anggapan seperti itu sangat tidak tepat.
Bagaimana mungkin masyarakat dapat mengaktualisasikan diri, membangun negara sejahtera, meningkatkan perekonomian, membangun infrastruktur, dan meningkatkan kualitas sumber dayanya, jika mereka kekurangan pangan. Bagaimana mungkin itu semua diwujudkan jika mereka kelaparan, kekurangan gizi, sehingga mengidap berbagai macam penyakit.
Buku ini juga berisi banyak strategi dan solusi pemenuhan kebutuhan pangan. Penjelasan mengenai persoalan pangan dunia juga dipaparkan secara panjang lebar. Dengan buku berjudul Negara Makar Terhadap Pangan, Dr Widhi ingin mendakwahkan pemikiran dan gagasannya yang sangat menginspirasi berbagai pihak.
Sungguh gagasan di dalamnya sangat menarik dibaca dan ditindaklanjuti dalam berbagai kebijakan strategis untuk meningkatkan kualitas pangan kita. Saatnya membaca dan mempelajari Negara Makar agar masyarakat terhindar dari bencana pangan.