Senin 20 Nov 2017 19:05 WIB

Imbauan BPBD Sleman Hadapi Cuaca Ekstrem

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Winda Destiana Putri
Cuaca ekstrem (ilustrasi)
Foto: Antara/Umarul Faruq
Cuaca ekstrem (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Cuaca ekstrem memang tengah terjadi di hampir seluruh daerah di Indonesia. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan siap menghadapi bencana-bencana yang mungkin terjadi akibat cuaca ekstrem tersebut.

Untuk di Kabupaten Sleman sendiri, cuaca ekstrem memang banyak terjadi pada siang hari. Pasalnya, walau suatu waktu terlihat panas terik matahari di langit, bisa tiba-tiba berubah mendung dan terjadi hujan.

Intensitas hujan yang turun pun terbilang cukup sering, dan bisa dua sampai tiga kali sehari terjadi. Namun, memang tingkat hujan yang turun terbilang sedang, namun bisa berlangsung cukup lama beberapa jam.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sleman, Joko Supriyanto mengatakan, imbauan sebenarnya sudah sejak lama dilakukan kepada masyarakat. Tepatnya, sejak akhir Oktober dan awal November.

Imbauan dilakukan saat awal-awal musim hujan terjadi. Pemberian imbauan itu sekaligus melaksanakan persiapan, sehingga telah dikoordinasikan desa-desa sampai kecamatan-kecamatan.

"Kita sudah pula koorinasikan dinas-dinas terkait mulai dari Dinas Sosial, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kesehatan sampai relawan-relawan," kata Joko kepada Republika, Senin (20/11).

Ia menekankan, semua unsur sudah mengikuti rapat koordinasi agar masing-masing siap menghadapi bencana. Karenanya, sepekan lalu saat terjadi angin kencang, dapat tertangani dengan baik lantaran siap.

Untuk relawan-relawan, ia mengungkapkan, saat ini sudah terdapat sekitar 50 komunitas. Menurut Joko, dari komunitas-komunitas itu didapati setidaknya 1.700 relawan-relawan yang telah disiapsiagakan.

Selain itu, Joko turut memberikan sejumlah imbauan kepada masyarakat, seperti memotong pohon-pohon sekitar yang dirasa terlalu rindang. Tujuannya, tidak lain agar tidak membahayakan saat hujan maupun angin kencang.

Bagi masyarakat yang berkendara, Joko mengimbau saat terjadi hujan jangan sampai berteduh di bawah pohon-pohon rindang. Masyarakat leih baik memanfaatkan bangunan-bangunan untuk berteduh saat hujan.

"Masyarakat pun kita harap peka jika ada potensi-potensi longsor agar bisa dicegah, misalkan ada keretakan-keretakan tanah," ujar Joko.

Joko menekankan, itu semua sudah disampaikan dan akan terus disampaikan kepada masyarakat demi meneguhkan kesiapsiagaan. Termasuk, melalui pelatihan-pelatihan Desa Tangguh Bencana.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement