Senin 20 Nov 2017 18:02 WIB

Kapolri Minta Politikus tak Gunakan Isu Sensitif di Pilkada

Rep: Arif Satrio Nugroho / Red: Karta Raharja Ucu
Kapolri Jendral Polisi Tito Karnavian.
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Kapolri Jendral Polisi Tito Karnavian.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jelang datangnya tahun politik, Kapolri Jenderal Tito Karnavian berharap penyelenggaraan Pilkada 2018, para politikus tidak menggunakan isu-isu sensitif. Sebab dikhawatirkan isu tersebut dapat memecah belah bangsa.

"Para kontestan politik jangan menggunakan isu-isu sensitif yang dapat mengoyak kebangsaan membuat masyarakat menjadi terpecah, yaitu isu suku agama dan ras," ujar Tito di kawasan SCBD, Jakarta, Senin (20/11).

Tito mengakui, setiap orang pasti akan memperjuangkan agama dan primordialisme masing-masing. Namun, hal itu seharusnya tidak menjadi alat untuk kepentingan politik semata.

"Tapi jangan sampai itu menjadi komoditas untuk menyerang yang lain-lain sehingga kemudian mengoyak kebangsaan kita," katanya lagi.

Mantan kapolda Metro Jaya itu juga menyatakan, aparat telah terbiasa dengan penyelenggaraan pilkada sejak 10 tahun terakhir mulai dari pemilihan presiden secara nasional hingga kepala daerah. Ia pun menyebut masyarakat sudah mulai matang dalam berdemokrasi. Namun, untuk urusan keamanan, Tito mengatakan kunci utama terletak pada dua unsur kekuatan bersenjata Indonesia.

"Adanya kunci utamanya adalah TNI dan Polri harus kompak, dua kekuatan Bersenjata ini yang terbesar ini, ini harus kompak, itu satu kunci utama," ucap dia.

Arif Satrio Nugroho

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement