REPUBLIKA.CO.ID, TALIWANG -- Bendungan Multifungsi Bintang Bano di Kecamatan Brang Rea, Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) ditargetkan selesai akhir 2018 dan memulai penggenangan pada awal 2019. Dengan begitu bendungan dapat segera dimanfaatkan.
"Yang juga penting adalah untuk pengendalian banjir di Taliwang yang beberapa waktu lalu mengalami banjir besar dan sumber air baku sebesar 555 liter per detik," ujar Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Pupera) Basuki Hadimuljono saat mengunjungi bendungan, Ahad (19/11).
Melalui siaran resmi yang diterima Senin (20/11), Basuki mengatakan progres konstruksi bendungan saat ini sudah mencapai 55,4 persen.
Manfaat lainnya adalah sebagai pembangkit listrik mini hidro sebesar dua kali 4,4 MegaWatt yang akan membantu memenuhi kebutuhan listrik Kabupaten Sumbawa Barat.
Bendungan Bintang Bano, kata dia, akan membendung aliran Sungai Brang Rea dan mengendalikan banjir ulangan periode 25 tahun sebesar 21,13 juta meter kubik.
"Kapasitas tampungan total Bendungan Bintang Bano sebesar 65,84 juta meter kubik yang merupakan yang terbesar di Provinsi NTB," katanya.
Kehadiran bendungan juga memiliki potensi pariwisata. Sebab, pemandangan alam di lokasi bendungan cukup bagus dengan kondisi hutan yang masih terjaga.
Pembangunan Bendungan Bintang Bano terbagi menjadi dua kontrak yang ditandatangani pada November 2015.
Kontrak pertama untuk pembangunan bendungan utama dengan nilai kontrak Rp 667,7 miliar dikerjakan oleh kontraktor PT. Brantas Abipraya-Bahagia Bangunnusa (KSO) dan kontrak kedua untuk pembangunan spillway bendungan senilai Rp 209 miliar dengan kontraktor PT. Hutama Karya (Persero).