REPUBLIKA.CO.ID,MALANG -- Tak mudah memang mempertahankan keberadaan suatu media di tengah gempuran berbagai hal, termasuk masalah ekonomi. Terlebih lagi bagi media yang mengedepankan Islam yang saat ini berada dalam pandangan negatif di sejumlah negara.
Pemimpin Redaksi (Pimred) Harian Republika, Irfan Junaidi menjelaskan, berada dalam posisi mengedepankan media untuk Muslim tak dipungkiri menjadi tantangan tersendiri baginya. Hal ini akan semakin terlihat di mana media seperti Republika turun ke pasar.
"Pas turun ke pasar, kita sudah ada penghalang. Ada yang tidak mau dukung (seperti pasang iklan) kami karena dianggap mementingkan pada agama tertentu," kata Irfan pada kegiatan Annual International Conference on Islam and Civilization (AICIC) di UMM Malang, Jumat (17/11).
Media Muslim seperti Republika sebenarnya tak memiliki perbedaan konten dengan media umum lainnya. Irfan mencontohkan berita Setya Novanto yang isinya tidak jauh berbeda dengan media lainnya. Hanya saja pihaknya memiliki tujuan lain yakni sekaligus berdakwah agar tidak mencuri atau menghindari korupsi sesuai dengan ajaran Islam.
Respons kurang mengenakkan pada media Muslim juga sempat dirasakannya saat bertemu dengan salah satu perusahaan kendaraan di Indonesia. Perusahaan kendaraan itu seakan alergi pada medianya mengingat hanya padanya mereka tak berkeinginan memasang iklan.
Padahal berdasarkan survei, pengguna kendaraan tersebut berada di peringkat kedua sebagai pembaca Republika. "Ya kita sempat putus asa bawa media yang membawa misi agama apalagi market responsnya begitu," kata dia.
Meski dalam kondisi demikian, Irfan meyakini takdir sebagai media Muslim tak pernah keliru. Di tengah krisis ekonomi, Republika nyatanya masih bisa eksis sampai detik ini. Semua ini karena medianya memiliki pembaca loyal yang telah berlangganan sejak awal. "95 persen pembaca kami langganan dan 50 persen lebih dari angka itu sudah langganan dari awal kita ada," tambah dia.
Di sisi lain, pembaca loyal juga menjadi tantangan tersendiri bagi pihaknya. Mereka akan lebih merasa sensitif apabila menemukan hal yang tidak sesuai dengan keinginan hati. Untuk menghadapi ini, dia menegaskan, medianya akan selalu berusaha bisa merangkul semua elemen masyarakat demi menguatkan kekuatan umat Islam.