Sabtu 18 Nov 2017 15:24 WIB

Pengamat: Konflik Papua tak Cukup Pendekatan Ekonomi

Rep: Santi Sopia/ Red: Andi Nur Aminah
Warga yang berhasil dievakuasi Satuan Tugas Terpadu Penanganan Kelompok Kriminal Bersenjata tiba di Timika, Papua, Jumat (17/11).
Foto: Antara/Jeremias Rahadat
Warga yang berhasil dievakuasi Satuan Tugas Terpadu Penanganan Kelompok Kriminal Bersenjata tiba di Timika, Papua, Jumat (17/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Militer Al-Araf mengapresiasi pembebasan sandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua oleh tim gabungan TNI-Polri. Namun, di sisi lain menurut dia, situasi saat ini menunjukkan bahwa masih ada gejolak yang perlu menjadi perhatian serius soal Papua.

Karena masih adanya gejolak tersebut, maka pemerintah tidak bisa hanya melakukan pendekatan ekonomi untuk menyelesaikan persoalan di sana. Melainkan, kata dia, melalui pendekatan semacam dialogis, karena kepercayaan warga di sana terhadap Indonesia masih sangat lemah.

"Tidak bisa hanya pendekatan ekonomi sebagaimana dilakukan di masa SBY, Jokowi. Harus mulai pendekatan dialogis persis seperti (penyelesaian) Aceh," ujarnya di Jakarta, Sabtu (18/11).

Dia mengatakan pemerintah perlu menjadikan fakta saat ini bahwa pendekatan ekonomi saja tidak cukup, tetapi juga harus memerhatikan pendekatan dialog dan negosiasi. Sebab akar masalah di sana bukan hanya perkara ekonomi. Dia menyontohkan persoalan HAM, masalah historis yang belum selesai. Ini menjadi persoalan-persoalan politik yang tidak kunjung selesai yang tidak bisa dijawab hanya dengan pendekatan ekonomi. "Ada persoalan trust terhadap Indonesia lemah," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement