REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN — Dinas Perhubungan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, menengarai banyak rambu jalur evakuasi bencana erupsi Gunung Merapi rusak akibat unsur kesengajaan.
"Banyak rambu jalur evakuasi untuk bencana erupsi Merapi yang sengaja dirusak, kemungkinan karena berdampak menurunkan kunjungan wisatawan karena takut daerah bahaya," kata Kepala Bidang Manajemen Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kabupaten Sleman Sulton Fathoni di Sleman, Sabtu (18/11).
Menurut dia, jika dilihat dari jenis kerusakan rambu jalur evakuasi kuat dugaan ada kesengajaan perusakan oleh oknum. "Terutama di kawasan wisata yang selama ini banyak pengunjung karena kekhawatiran bisa menimbulkan rasa takut wisatawan," katanya.
Ia mengatakan, alasan tersebut sudah klasik. Ketika tidak ada pengawasan, kadang dicorat-coret menggunakan cat warna hingga rambu tidak bisa terbaca. "Masyarakat kadang tidak suka rambu-rambu kembali dipasang," katanya.
Sulton mengatakan, ke depan akan dilakukan pengecekan di lapangan secara rutin, titik-titik mana saja yang rambunya mengalami kerusakan. "Perbaikan rambu-rambu rata-rata per tahun menghabiskan dana kisaran Rp 200 juta hingga Rp 300 juta. Mulai dari jalur evakuasi hingga arah penunjuk jalan," katanya.
Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan, masyarakat kurang mewaspadai terjadinya kembali bencana letusan Merapi seperti 2010. "Warga terlalu berani. Bencana belum ada sepuluh tahun sudah seperti tidak ada apa-apa. Bahkan rambu-rambu evakuasi banyak yang sengaja dirusak," katanya.
Ia mengatakan, kondisi seperti ini, sangat berbeda dengan yang ditermuinya ketika melakukan kunjungan kerja ke Jepang beberapa waktu lalu. "Di sana, warga Kagoshima masih mengingat bahkan menyimpan trauma pascaletusan Gunung Sakurajima kurang lebih 100 tahun lalu," katanya.